Sungguh pertemuan produktif, di mana saya memperkuat ikatan Amerika."
Sigonella, Italia (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakhiri lawatan perdana ke luar negeri selama sembilan hari pada Sabtu (27/5), dengan memberikan pidato di depan tentara AS bergaya kampanye.

Trump meluangkan waktu mengunjungi Timur Tengah, dan dilaporkan Reuters disebut banyak pihak telah memanjakan para pemimpin di kawasan itu walau punya catatan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) .

Sementara itu, Trump menekankan kepada sekutu tradisonalnya di Eropa agar mengeluarkan dana lebih banyak untuk pertahanan mereka.

Di konferensi tingkat tinggi Kelompok Tujuh (G7) di kota resor Taormina di Pulau Sicilia, Italia, Trump menolak permohonan enam sekutunya guna terus memberikan dukungan bagi Perjanjian Perubuahan Iklim Paris pada 2015 yang mengatur kesepakatan setiap negara menurunkan emisi karbon.

Trump berkilah bahwa masih perlu waktu lagi untuk mengambil keputusan tersebut. Padahal, AS termasuk pembuat emisi karbondioksida (zat asam arang) yang relatif besar dari kegiatan industri.

Di sebuah hangar pangkalan Angkatan Laut AS di Sigonella, yang juga berada di Sicilia, Trump diperkenalkan oleh istrinya Melania, yang telah mencengangkan publik selama lawatan itu. Dua kali istrinya menepis ketika sang suami mencoba menarik tangannya.

"Suamiku bekerja sangat keras dalam lawatan ini, dan saya sangat bangga dengan dia," ujar Melania, yang selisih usianya 24 tahun lebih muda dari Trump.

Trump, yang menumpang helikopter Marine One mendarat dari Taormina menuju pesawat Air Force One, keluar dari pertemuan dua hari dengan menyatakan lawatannya berjalan sukses.

Ia menyatakan telah membantu menekankan lagi kerja sama internasional dalam memerangi militan, sebuah ancaman yang katanya ditandai oleh bom bunuh diri di Manchester, Inggris, dan pembunuhan pengikut Kristen Koptik di Mesir.

"Sungguh pertemuan produktif, di mana saya memperkuat ikatan Amerika. Kami punya ikatan besar dengan negara-negara lain dan dengan beberapa sekutu erat kami. Kami merampungkan satu pekan yang sungguh-sungguh bersejarah," ujarnya.

Berbeda dengan kebiasaan para Presiden AS, Trump justru tidak mengadakan jumpa pers di akhir lawatannya. Ada spekulasi di kalangan pers bahwa aksi itu guna menghindari pertanyaan-pertanyaan tentang sejumlah masalah yang segera dihadapi sekembalinya ke Washington DC, Sabtu malam (27/5).

Di dalam negeri, Trump dilanda kasus pemberhentian mantan Direktur Badan Investigasi Federal (FBI) James Comey pada 9 Mei 2017. Kasus tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai apakah mereka berusaha mendiamkan penyelidikan federal atas hubungan kampanyenya dengan Rusia pada 2016.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017