Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi turun 12 poin menjadi Rp13.306 per dolar AS.

"Dolar AS menguat seiring dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal pertama 2017 direvisi naik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Pertumbuhan PDB Amerika Serikat kuartal pertama 2017, menurut dia, direvisi naik ke 1,2 persen tahun ke tahun dari 0,7 persen tahun ke tahun.

Di sisi lain, dia menjelaskan, sentimen mengenai pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pertengahan Juni 2017 mendatang juga turut menjadi sentimen yang menopang dolar AS.

Kendati demikian, menurut dia, harga komoditas yang perlahan kembali cenderung menguat akan menjaga dolar AS tidak terlalu kuat terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.

"Situasi itu membuat ruang penguatan rupiah diperkirakan masih ada walaupun masih terbatas," katanya.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa setelah sentimen kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's (S&P) yang membuat rupiah terapresiasi, banyak spekulan yang memanfaatkan situasi itu untuk melakukan aksi ambil untung.

"Diharapkan Bank Indonesia melakukan intervensi terhadap rupiah untuk menghindari aksi spekulan yang dapat membuat fluktuasi tidak stabil," katanya.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017