... Terorisme puncak dari intoleransi yang bermuka dari pikiran-pikiran intoleran dan bertransformasi menjadi tindakan intoleran-radikal berupa teror...
Kupang, NTT (ANTARA News) - Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pendeta Mery Kolimon, mengatakan, masyarakat Nusa Tenggara Timur perlu terus membenahi kualitas toleransi antarumat beragama, sebab NTT juga tidak kebal terhadap ancaman intoleransi dan radikalisme.

Ia mengatakan hal itu saat hadir sebagai salah satu narasumber dalam Seminar Nasional Kebangsaan bertema "Refleksi Pancasila di Rumah Pancasila untuk Meneguhkan Relasi Damai Anak Bangsa" yang digelar Pemerintah Provinsi NTT di Kupang, Selasa.

Kolimon memaparkan materi Pancasila sebagai sumber inspirasi dan aspirasi hidup damai bangsa Indonesia dari perspekif Kristen

Dalam pantauan, Seminar Nasional Kebangsaan itu melibatkan sekitar 300 orang dari berbagai kalangan seperti Aparatur Sipil Negara (ASN), unsur Forkopimda, DPRD, sekolah menengah, perguruan tinggi, tokoh-tokoh lintas agama, lembaga kemasyarakatan, dan masyarakat umum.

Ia mengatakan, masyarakat dan pemerintah NTT boleh berbangga hingga hari ini dapat mempertahankan harmoni dan toleransi di daerah itu.

Bahkan, lanjutnya, pemerintah dan masyarakat setempat telah mendapat penghargaan dari Kementerian Agama sebagai salah satu daerah yang paling toleran di Indonesia.

"Meskipun begitu masih banyak hal yang perlu kita benahi bersama-sama demi kualitas toleransi yang lebih baik dan erat di masa mendatang," katanya.

Menurut dia, Kota Kupang dan NTT secara keseluruhan harus dipastikan menjadi rumah yang sejahtera bagi semua anak bangsa, apapun agama dan latar belakang suku dan bahasanya.

Terutama saat mengikuti perkembangan bangsa akhir-akhir ini dimana radikalisme bahkan terorisme menjadi nyata di ruang-ruang publik.

"Terorisme puncak dari intoleransi yang bermuka dari pikiran-pikiran intoleran dan bertransformasi menjadi tindakan intoleran-radikal berupa teror," katanya.


Baca juga: (Wiranto: Indonesia harus total lawan terorisme)


Baca juga: (Selamatkan anak Indonesia dari paham radikalisme, kata NU)

Pewarta: Aloysius Lewokerta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017