Kupang (ANTARA News) - Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisonal dan modern dalam Kota Kupang dan sekitarnya hingga akhir pekan ini berangsur stabil dari sebelumnya mencapai Rp50 ribu menjadi Rp40 ribu per kilogram.

"Sebelumnya ketika akan memasuki bulan Ramadhan 1438 Hijriah, stok dan harga sejumlah bahan pokok terkendali kecuali komoditas bawang putih yang mengalami pergerakan (kenaikan) harga namun kini sudah normal sehingga harga berangsur stabil," kata Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Timur, Simon Tokan, di Kupang, Kamis.

Mulai stabilnya harga bawang putih ini dipicu oleh musim panenan petani bawang, langkah dan strategi dari pemerintah pusat dan masifnya gerakan menstabilkan harga melalui impor pangan ini ke dalam negeri.

"Mulai stabilnya harga bawang putih ini karena lancarnya pasokan bawang putih dari daerah sentra cukup bagus sehingga berdampak langsung terhadap persediaan di pasaran," katanya.

"Rata-rata petani sudah banyak yang panen baik dari daerah sentra maupun produksi lokal seperti Temanggung, Simalungun dan Mojokerto, sehingga stok terus bertambah," katanya.

Selain itu kata mantan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTT itu, harga bawang putih diperkirakan bakal turun lagi menyusul panen besar di China dalam waktu dua minggu lalu.

Menurut dia, bawang putih impor yang masuk ke Indonesia banyak berasal dari China. Selain itu, juga ada dari India dan Pakistan.

"Kualitas bawang China lebih baik karena umbinya lebih besar ketimbang dari India," ujarnya.

Ia menjelaskan harga bawang putih sebelumnya mengalami kenaikan karena kebutuhan bawang putih sekitar 450 ribu ton/tahun, sementara produksi di dalam negeri belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan tersebut, bahkan diperkirakan bawang putih impor mengisi hampir 95 persen kebutuhan dalam negeri.

Harga bawang putih di pasar-pasar tradisional dalam Kota Kupang dan sekitarnya sempat bertahan tinggi dengan Rp50 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp40.000/kilogram kembali sejak awal hingga pertengahan Mei 2017.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa untuk bawang putih saat ini mulai berangsur stabil setelah pemerintah mengatur tata niaga impor dan menjembatani komunikasi antara importir, distributor, pedagang besar, dan ritel modern.

"Secara historis pada 2013-2016 menjelang puasa dan Lebaran terjadi kenaikan harga untuk beberapa barang kebutuhan pokok karena kenaikan permintaan. Namun kali ini, pemerintah dapat mengantisipasi kenaikan harga tersebut," kata Enggartiasto.

Enggartiasto mengatakan, untuk memastikan stabilitas tersebut berlangsung tidak hanya selama Ramadhan dan Lebaran, Kemendag terus mengintensifkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Bulog, dan Polri, khususnya Satgas Pangan yang kini telah terbentuk hingga tingkat Polres.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017