Saya akan mengusulkannya secara eksplisit konstitusi baru itu akan dibuat melalui referendum konsultatif ..."
Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menjanjikan referendum konstitusi baru yang diusulkannya pada Kamis (1/6) untuk menanggapi aksi-aksi protes yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan ini.

"Saya akan mengusulkannya secara eksplisit konstitusi baru itu akan dibuat melalui referendum konsultatif, jadi rakyatlah yang mengatakan apakah mereka setuju atau tidak dengan konstitusi baru, yang diperkuat," kata Maduro di TV negara, seperti dikutip Reuters.

Para penentangnya mengadakan unjuk rasa dan menyebutnya diktator dan menginginkan kekuasaan sosialis diakhiri.

Presiden Maduro mengeluarkan komentar-komentar menanggapi kritik tak hanya dari para penentang, tetapi juga dari dalam tubuh pemerintah.

Oleh karena itu, pendemo mengecam rencana presiden yang akan membentuk lembaga super yang baru, dikenal dengan nama majelis konstituen, untuk menulis kembali piagam nasional. Rencana itu dikecam karena dinilai anti-demokrasi.

Kepala Kejaksaan Venezuela Luisa Ortega mengatakan pembentukan majelis tanpa pemungutan suara membuat konstitusi mengancam sekaligus menyingkirkan demokrasi di Venezuela. Hal serupa pernah terjadi tahun 1999 ketika pendahulu Maduro, Hugo Chavez (1954--2013), menjadi presiden.

Belum ada reaksi segera dari oposisi Venezuela, yang sekarang memiliki dukungan mayoritas setelah selama bertahun-tahun dalam bayang-bayang Partai Sosialis yang popularitasnya telah merosot selama krisis ekonomi akut di anggota utama Negara Pengekspor Minyak (OPEC) itu.

Lawan-lawan politik sepertinya mencoba dan mengalihkan referendum jadi pemungutan suara bagi Maduro sendiri. Mereka telah menyerukan pemilihan presiden mendatang yang dijadwalkan akhir tahun 2018.

Pemerintah telah mengatakan pemilihan untuk majelis konstituen baru akan diadakan akhir Juli 2017, walau para pemimpin oposisi telah mengatakan proses tersebut dicondongkan untuk menjamin mayoritas pro Maduro.

Sejauh ini belum ada keputusan mengenai kapan referendum akan diselenggarakan.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017