Jakarta (ANTARA News) - Technologue.id bersama XL Axiata dan Telkomsel mengadakan acara Startup Ngabuburit bertema “Be Startup Make Something People Need” di Jakarta, Senin (5/6), yang dihadiri para startup dan digital industry enthusiasts, venture capital, operator telekomunikasi, perusahaan IT, hingga pihak pemerintah selaku stakeholder besar industri ini.

Harid dalam acara ini antara lain Steve Saerang (Project Manager The NextDev Telkomsel); Tri Wahyuningsih (GM Corcom XL Axiata); Setiaji (Kepala UPT Smart City Jakarta); Surya Darmadi (COO Qlue), Harry Kusumo (Logitech Indonesia); dan Jessica Marthin (Plug and Play Indonesia) dengan moderator Doni Ismanto (Direktur Indotelko) dan Pradipta Nugrahanto (Chief Editor Tech in Asia).

Acara ini tak sekadar ajang bersilaturahmi dan memperluas koneksi, tetapi juga diharapkan bisa menjadi titik balik digitalisasi yang sedang marak di Tanah Air.

Indonesia dengan lebih dari 260 juta penduduk menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Secara ekonomi Indonesia punya PDB hampir 1 triliun dolar AS pada akhir tahun 2016, naik dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar 860-an miliar dolar.

Digitalisasi dan adapsi teknologi yang sedang berlangsung di Indonesia cukup mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Saat ini, layanan telekomunikasi di Indonesia sudah memiliki lebih dari 326 juta pelanggan.

Akses internet di Indonesia sudah digunakan lebih dari 132 jutaan pelanggan dengan hampir 70 persennya diakses menggunakan perangkat mobile.

Kondisi ini tak dipungkiri menjadi magnet bagi pelaku bisnis di bidang teknologi atau perusahaan rintisan yang biasa dikenal sebagai startup.

Tren startup yang sedang tumbuh membuat tak sedikit pihak yang berbondong-bondong ikut masuk ke dalamnya. Sampai tahun 2016 disebutkan sudah ada sekitar 2.000 startup di Indonesia dengan berbagai kategori produk dan layanan.

Sayangnya, walaupun infrastruktur digitalisasi sudah dibangun, tetapi penghuni ekosistem startup digital cenderung seragam.

Para pendiri maupun pendukung startup terutama di kota-kota besar seperti di Jakarta lebih memilih untuk menggarap sektor yang jelas ‘hijau’.

Kesannya, mereka jadi seperti profit oriented, bukannya menjadi problem solver di tengah masyarakat dengan bermacam-macam permasalahan yang sebenarnya amat potensial jika digarap.

“Walau tumbuh di semua lini bidang, namun e-commerce dan online marketplace masih mendominasi arus bisnis di industri startup teknologi. Padahal, masih banyak kategori lain yang memerlukan sentuhan teknologi dan memberi peluang lebih besar bagi pelakunya untuk mengembangkan diri,” ujar Denny Mahardy, Founder Technologue.id.

Padahal, lanjut Denny, bila dilihat secara mendalam kondisi geografis Indonesia dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang ke Merauke, dari Miangas sampai ke Rote bisa menjadi masalah sekaligus peluang.

“Kalau dilihat masalah publik di Indonesia sangat banyak dan variatif. Nah, dari sinilah Technologue.id ingin mengajak para peminat sekaligus pelaku industri startup supaya mau mencermati kondisi sosial di Indonesia lebih dalam.

Tujuannya tidak lain dan tidak bukan supaya lahir produk dan layanan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Ke depannya, diharapkan pihak-pihak yang berkecimpung di ranah ini bisa lebih inovatif sembari tetap menjawab tantangan industri, tandas Denny.

Pewarta: Jerusalem Mendalora
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017