Sidney (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, Senin, mengatakan bahwa China harus berbuat lebih banyak dalam masalah Korea Utara, yang meningkatkan kegiatan nuklir dan peluru kendalinya, yang menentang tekanan Amerika Serikat dan resolusi PBB.

Korea Utara menjadi prioritas keamanan bagi Washington sejak Pyongyang berjanji mempercepat kegiatan nuklir dan peluru kendalinya serta mengembangkan peluru kendali berhulu ledak nuklir, yang mampu mencapai negara adi daya tersebut.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menekan China secara gencar untuk mengendalikan tetangga tertutupnya itu, dengan memperingatkan bahwa semua pilihan keputusan sudah tersedia jika Korea Utara bersikukuh dengan pengembangan peluru kendali tersebut.

"China dan mitra lai di kawasan itu juga harus meningkatkan usaha membantu mengatasi masalah keamanan itu, yang tidak hanya mengancam wilayah tersebut, namun betul-betul menimbulkan ancaman bagi seluruh dunia," kata Tillerson kepada wartawan di Sidney setelah pertemuan menteri luar negeri dan pertahanan Australia dengan Amerika Serikat.

"Kami menginginkan hubungan yang produktif, namun kami tidak dapat membiarkan China menggunakan kekuatan ekonominya untuk mencari jalan keluar dari masalah lain, apakah itu terkait pulau militer di Laut China Selatan atau gagal memberikan tekanan yang tepat kepada Korea Utara," katanya.

Sementara itu, China menolak anggapan bahwa tugas mengendalikan Korea Utara terletak hanya padanya.

Tillerson dan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis melakukan perjalanan pertama mereka ke Australia sejak Trump mulai menjabat pada bulan Januari. Australia adalah salah satu sekutu dan tentara kedua negara telah bertempur bersama-sama dalam semua konflik besar sejak Perang Dunia Pertama.

Kunjungan tersebut juga menunjukkan komitmen Washington terhadap keamanan di Laut China Selatan dan pentingnya kebebasan navigasi di sana, kata Tillerson.

"Itu sebabnya kami di sini, karena itulah kami melakukan perjalanan ke wilayah ini, karena itulah kami terlibat dengan rekan-rekan kami," katanya.

China sebelumnya menyatakan sangat tidak puas pada yang disebutnya "ucapan tidak bertanggung jawab" Mattis pada pertemuan puncak keamanan kawasan tentang pembangunan dan militerisasi China di pulau buatan di Laut China Selatan.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017