Yerusalem (ANTARA News) - Duta Besar Israel untuk Senegal akan kembali menjalankan tugas setelah ditarik dari posnya pada tahun lalu menyusul dukungan Dakar terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) terhadap permukiman Israel.

Pengumuman tersebut dibuat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Presiden Senegal Macky Sall di sela-sela acara Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) di Liberia, Minggu (4/6).

Netanyahu menghadiri acara ECOWAS sebagai pembicara tamu dan bertemu dengan beberapa pemimpin Afrika, termasuk Ibrahim Boubacar Keita, Presiden Mali, negara Muslim tanpa hubungan diplomatik dengan Israel.

Pernyataan kantor Netanyahu mengatakan bahwa Senegal menyetujui mendukung pencalonan Israel menjadi negara pengamat di Organisasi Persatuan Afrika.

Kedua negara juga sepakat untuk melanjutkan proyek mereka dan kerja sama dalam keamanan maupun pertanian, demikian pernyataan kantor Perdana Menteri Israel, layaknya dikutip Reuters.

Sementara itu, Senegal, Selandia Baru, Malaysia dan Venezuela pada Desember 2016 mendukung Resolusi DK PBB yang menuntut Israel mengakhiri langkahnya dalam kegiatan permukiman di wilayah Palestina yang didudukinya.

Oleh karena itu, Netanyahu menarik utusan mereka di Senegal dan Selandia Baru. Namun, Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Venezuela.

Resolusi DK PBB tersebut disahkan 15 anggotanya, termasuk Amerika Serikat (AS) yang saat itu masih di bawah Pemerintahan Presiden Barack Obama. Padahal, AS yang secara diplomatik melindungi Israel, ternyata dalam Sidang DK PBB itu tidak menggunakan hak tolak (veto) dan lebih memilih abstain.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017