Paris (ANTARA News) - Tyrannosaurus rex punya sisik, bukan bulu, menurut studi yang disiarkan Rabu, yang menyelamatkan reputasi kadal raksasa tersebut sebagai predator menakutkan berkulit kasar.

Penelitian terbaru mengklaim memiliki bukti terkait bulu pada leluhur T. rex, dan menyebut karnivora ikonik itu memiliki bulu seperti burung bukannya sisik reptil.

Temuan tersebut menentang pendapat lama bahwa dinosaurus bertubuh besar itu tidak memiliki bulu, yang dapat membuat spesies itu menghangatkan diri atau terbang.

Untuk studi baru, tim ilmuwan internasional melacak sampel-sampel kulit T. rex dan beberapa sepupunya di keluarga tyrannosaurid dari museum serta menyusun data induk fosil kulit binatang.

Itu termasuk kulit dari leher, panggul dan ekor T.rex dari Houston Museum of Natural Science, serta sampel dari empat anggota keluarga tyrannosaurid lainnya.

Kelompok binatang itu berkeliaran di planet selama periode Cretaceous Akhir, yang terentang dari 99 juta sampai 65,5 juta tahun lalu, ketika asteroid menghantam Bumi dan menghancurkan seluruh daratan tempat dinosaurus tinggal.

Tim menyimpulkan bahwa "bulu panjang lebar yang menutupi" tyrannosaurid -- yang hidup jauh lebih awal -- sudah hilang dari nenek moyang T. rex dan sepupunya sekitar awal periode Cretaceous Akhir.

Data memberikan "bukti meyakinkan" bahwa T. rex yang sepenuhnya bersisik, tulis tim itu di jurnal Royal Society, Biology Letters.

"Temuan kami mengenai fosil kulit bersisik serupa dengan pada reptil modern pada badan varian luas spesies tyrannosaurus (termasuk T. rex)... memberikan gambaran kulit bersisik pada predator-predator sangat besar ini," tulis mereka dalam ringkasan studi.

Ini pada gilirannya menunjukkan "bahwa kebanyakan (kalau tidak semua) tyrannosaurid berbadan besar bersisik dan, kalau ada bagian yang berbulu, ini terbatas pada bagian dorsum (belakang)," tulis mereka.

Studi itu membuka pertanyaan mengapa setelah evolusi bulu leluhur T. Rex dari sisik pada leluhur yang lebih tua, tyrannosaurus raksasa kembali ke sisik.

Ahli paleontologi meyakini burung pertama muncul 150 juta tahun lalu dan merupakan keturunan dari dinosaurus kecil berbulu.

Bulu dinosaurus pertama hanya berupa poros berongga yang dari waktu ke waktu berubah menjadi sesuatu yang menyerupai bentuk modern mereka yang bisa digunakan untuk terbang, demikian menurut warta kantor berita AFP. (hs)
 

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017