Ini bukan pertama kalinya kami menyerang ..."
Beirut (ANTARA News) - Pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat (AS) menyerang kelompok ISIS yang tengah melintasi Sungai Efrat untuk mendukung kawan mereka di Raqqa, demikian laporan juru bicara pasukan gabungan Kolonel Ryan Dillon, Selasa (6/6).

Pasukan Demokratik Suriah (SDF),  yang terdiri dari aliansi petempur Kurdi dan Arab, pada Selasa memulai serangan terhadap Raqqa, ibu kota kekhalifahan kelompok ISIS di Suriah.

Dengan pertempuran yang telah dilakukan selama berbulan-bulan di bagian utara, barat dan timur Raqqa, SDF dengan dukungan serangan udara, artileri, intelijen dan dukungan logistik pasukan gabungan telah berhasil mengurung daerah Sungai Efrat.

Ketika SDF mulai memasuki distrik-distrik di Kota Raqqa pada Selasa, pasukan gabungan melancarkan serangan udara dan artileri mereka guna menghantam pertahanan kelompok ISIS, kata Kolonel Dillon saat dihubungi Reuters melalui telepon.

Dalam dua hari terakhir ini pasukan gabungan, menurut dia, menyerang unit taktis yang menghancurkan 19 kapal di 12 posisi pertempuran, delapan kendaraan dan toko senjata.

Meskipun ISIS masih menguasai tepi selatan Sungai Efrat di seberang Raqqa, ia mengemukakan bahwa serangan udara pasukan gabungan dalam beberapa bulan terakhir telah menghancurkan jembatan yang menghubungkannya dengan kota.

"Ini bukan pertama kalinya kami menyerang kapal tongkang dan perahu yang bergerak melintasi sungai untuk mendukung operasi ISIS di dan sekitar Raqqa," kata Dillon.

Sebanyak 19 kapal yang diserang pada Selasa mengangkut para petempur dan peralatan mereka.

Serangan udara pasukan gabungan telah membunuh banyak warga sipil di Raqqa dan kota-kota yang dikuasai ISIS di sepanjang lembah Sungai Efrat, demikian laporan pemantau perang dan kelompok hak asasi manusia di Suriah.

Pasukan gabungan pimpinan AS mencatat bahwa 3.000 hingga 4.000 anggota ISIS bersenjata diduga bersembunyi di Kota Raqqa, di mana mereka telah membangun pertahanan untuk mengantisipasi serangan di kota yang berjarak sekitar 90 kilometer dari perbatasan dengan Turki.

Pasukan gabungan mengumumkan telah berusaha keras menghindari jatuhnya korban sipil dan akan melakukan penyelidikan atas laporan apapun.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017