Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan ketidakbersediaannya untuk dicalonkan sebagai bakal Calon Gubernur Jatim kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri.

"Bu Mega sudah setuju bukan saya," kata Risma saat menggelar jumpa pers di ruang kerjanya, Surabaya, Kamis.

Risma mengatakan menjadi pemimpin itu berat tanggung jawabnya, meskipun menurutnya orang lain menilai ia mampu untuk mengemban tugas itu. "Saya bisa bangun kota ini jadi bagus, tapi masyarakatnya menangis, menderita," katanya.

Wali kota menegaskan bahwa yang bisa menilai pemimpin itu seperti apa adalah masyarakat, bukan dirinya sendiri. "Sombong banget jika seperti itu. Dikasih cobaan tsunami bisa habis kalau gitu," ujar Risma.

Wali kota yang pernah meraih predikat terbaik dunia ini menyatakan menjadi pemimpin adalah amanah karena harus menanggung jutaan orang.

"Saya ngomong ke ibu (Megawati) ini belum selesai. Saya laporkan tentang orang miskin dan sebagainya, ibu tahu dan memahami karena berangkat saya dari sumpah," katanya.

Ia mengaku akan menyelesaikan tugasnya selaku wali kota semampunya. Meskipun dalam perjalanannya dalam menjalankan tugas banyak yang ia alami. Risma mengaku, banyak yang tidak mengetahui, kalau tiap malam dirinya sering menangis, karena banyak anak putus sekolah. "Masak aku cerita-cerita," katanya.

Ia menceritakan kembali pengalamannnya sewaktu menerima SK menjadi calon Wali Kota Surabaya beberapa tahun lalu. "Ingat tidak, besok dikasih rekomendasi saya tidak mau. Ditawari jadi menteri, Gubernur DKI dari awal saya sampaikan saya tidak mau. Boleh di cek ke Bu Mega," katanya.

Risma menegaskan meskipun maju dalam Pilgub Jatim merupakan amanat partainya. Namun, ia mengaku sudah menyampaikan keinginan dan alasannnya ke Ketua Umum DPP PDIP.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017