Replikanya ya Indonesia ini. Kalau dulu titik temunya Piagam Madinah, di sini Pancasila."
Kebumen (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy (Romi) menegaskan bahwa orang Islam tidak akan menjadi kafir hanya gara-gara negaranya tidak berbentuk khilafah.

"Bukan bentuk negara yang mengantarkan kekafiran, tapi kemiskinan," kata Romi dalam halaqah di Pondok Pesantren Al Hasani, Kebumen, Jawa Tengah, Senin.

Oleh karena itu, menurut Romi, "pekerjaan rumah" terbesar umat Islam di Indonesia adalah mengentaskan saudaranya dari kemiskinan, dan bukannya memperjuangkan khilafah.

"Kita perlu memperbanyak fikih pengentasan kemiskinan," kata cucu tokoh pendiri NU KH Wahab Hasbullah itu.

Nabi Muhammad SAW, kata dia, menekankan zakat juga untuk menyejahterakan kaum Muslimin, serta memeratakan kesejahteraan.

Tentang bentuk negara, lanjut dia, Islam sendiri tidak menentukan secara jelas dan tegas. Ketika mendirikan negara Madinah, Nabi Muhammad SAW tidak menjadikannya sebagai negara agama, melainkan negara bangsa, untuk menandingi Romawi dan Persia.

"Replikanya ya Indonesia ini. Kalau dulu titik temunya Piagam Madinah, di sini Pancasila," kata dia.

Oleh karena itu, Romi menyatakan setuju dengan upaya pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang terus mengampanyekan khilafah.

"HTI semakin mendapat dukungan di kampus-kampus, sementara yang diajarkan khilafah, Itu sama dengan membelakangi NKRI," kata dia.

Romi mengaku akibat sikapnya itu tidak sedikit kalangan Islam yang menyalahkan dirinya, namun ia bergeming.

"NKRI yang sekarang ini warisan pendiri bangsa yang di dalamnya terdapat para ulama dari NU, Muhammadiyah dan lainnya," kata dia.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017