Cianjur (ANTARA News) - Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Diah Pitaloka mendorong warga di Cianjur, Jawa Barat, untuk menjaga ideologi Pancasila dan keberagaman di Indonesia serta lebih selektif menerima informasi untuk menekan konflik dengan maraknya isu tidak jelas atau hoax.

"Pancasila merupakan ideologi yang sudah tetap sejak awal pembentukan Republik Indonesia, keberadaannya pun sebagai pemersatu dan merangkul seluruh agama. Pancasila itu meliputi seluruh agama, sesuai dengan sila pertamanya yakni Ketuhanan," katanya.

Dia menjelaskan, warga juga harus berpartisipasi dalam menjaga keberagaman dan kesatuan sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika harus tetap dipertahankan karena dari keberagaman tersebut. Indonesia menjadi satu bangsa yang besar dan kaya dengan suku, ras dan agama.

"Untuk itu semau lapisan masyarakat harus saling menjaga serta bertoleransi satu sama lainnya. Indonesia terbentuk dari keberagaman yang bersatu menjadi bangsa yang kuat, sehingga harus dipertahankan, jangan sampai terpecah belah oleh hoax atau segelintir orang," katanya.

Anggota DPR RI yang terpillih dari Dapil III Cianjur itu, menuturkan, untuk menjaga keduanya warga harus lebih pintar dalam menyaring informasi yang beredar, apalagi di media sosial, agar warga Cianjur atau umumnya seluruh rakyat Indonesia tidak mudah terhasut isu yang merusak ideologi Pancasila.

"Pintar-pintar menyaring informasi, jangan begitu saja menelan informasi secara mentah tanpa menelusuri kebenaranya, apalagi isu tersebut dapat menimbulkan perpecahan atau merusak ideologi bangsa," katanya.

Dia berharap penanaman pemahaman pancasila dapat dimaksimalkan pada generasi muda Indonesia dengan diterapkan dalam kurikulum pendidikan. Bahkan Unit Kerja Pembinaan Ideologi Pancasila yang dibentuk Presiden Joko Widodo akhir Maret, dapat berjalan optimal dalam menanamkan pemahaman Pancasila.

"Harapan kami dengan adanya unit kerja pembinaan ideologi Pancasila tersebut, dapat terealisasikan apa yang menjadi tujuan pendiri bangsa ini oleh generasi penerus bangsa ke depan," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017