Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan kebutuhan pembiayaan investasi di 2018 hingga Rp5.041 triliun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen atau Rp5.171 triliun untuk target pertumbuhan ekonoml 6,1 persen.

"Sumber pembiayaan diperoleh dari belanja modal perusahaan atau retained earning, IPO, dan right issue yang didasarkan optimisme terjadi supply dari demand yang makin besar," katanya dalam rapat kerja pemerintah dengan Komisi XI DPR membahas asumsi dasar tahun anggaran 2018 di Jakarta, Selasa.

Belanja modal dari korporasi sektor swasta ditargetkan Rp1.901 triliun dan pembiayaan investasi dari sisi pasar modal diharapkan mencapai Rp882 triliun.

Sumber lainnya, lanjut Sri, yaitu belanja modal BUMN beserta anak-anak perusahaannya yang pada 2018 ditargetkan sebesar Rp549 triliun.

"Untuk BUMN, kami memantu dana PMN (penyertaan modal negara) yang telah dimasukkan BUMN dan kinerjanya. Kami akan melihat ekspansi belanja modal BUMN yang memperoleh PMN," kata Sri.

Investasi langsung dalam bentuk PMA maupun PMDN serta investasi pemerintah melalui belanja infrastruktur dalam APBN juga turut menjadi sumber pembiayaan.

Pada 2018, sumber pembiayaan dari investasi langsung direncanakan mencapai Rp819 triliun atau meningkat 22 persen dibanding 2017.

Pemerintah optimistis target tersebut dapat tercapai dengan memperhatikan perkembangan historis realisasi PMA dan PMDN beberapa tahun terakhir serta membaiknya iklim investasi.

Kemudian, sumber pembiayaan investasi berikutnya berasal dari penyaluran kredit perbankan untuk investasi melalui kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) diharapkan mencapai Rp555 triliun.

Pewarta: Calvin Basuki
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017