Jakarta (ANTARA News) - Indonesia saat ini telah mengoperasikan enam Stasiun Seismik di berbagai wilayah di Indonesia yaitu di Parapat, Lembang, Baumata, Kappang, Sorong dan Jayapura yang terkoneksi secara langsung dengan Pusat Data Seismik Internasional (IDC) di Wina.

Hal itu disampaikan Dubes RI di Wina Dr. Darmansjah Djumala yang juga menjadi Wakil Tetap RI di Wina untuk Organisasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (CTBTO) dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Dubes Darmansjah Djumala, selaku Wakil Tetap RI yang terakreditasi pada CTBTO menyerahkan surat kepercayaan kepada Executive Secretary CTBTO, Dr. Lassina Zerbo bertempat di Sekretariat Organisasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty Organization/CTBTO) di Vienna International Center, Wina, Austria, Selasa,

Lebih lanjut Dubes menyampaikan bahwa pengoperasian Stasiun Pemantau Seismik adalah sebagai salah satu wujud kerjasama konkret Indonesia dengan CTBTO itu tidak hanya dimanfaatkan untuk pengawasan dalam rangka mendeteksi uji coba senjata nuklir tapi sekaligus dapat mendeteksi bencana alam seperti gempa dan tsunami.

Pada kesempatan tersebut Dubes Djumala menyampaikan perkembangan positif kerja sama antara Indonesia dan CTBTO yang telah diraih selama ini, dan sekaligus menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk tidak mengembangkan senjata nuklir atau pun melakukan uji coba senjata nuklir.

Sebagai salah satu dari 71 penandatangan pertama Traktat CTBT pada tahun 1996 dan meratifikasinya pada tahun 2012, Indonesia mendukung upaya untuk mencapai universalitas penerapan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir/ Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT) yang merupakan refleksi keinginan kuat masyarakat internasional untuk mengatur penggunaan senjata nuklir, dan secara bertahap menghapusnya secara menyeluruh.

Dubes Djumala menyampaikan pentingnya penguatan kerja sama lebih lanjut RI - CTBTO di bidang kerja sama teknis tertentu, yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat luas, di antaranya dengan peningkatan kapasitas terkait mitigasi bencana dengan memanfaatkan teknologi Auxiliary Seismic Stations CTBTO. Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional yang diharapkan manfaatnya dari kerjasama internasional maupun multilateral yang aplikatif bagi kepentingan masyarakat.

Secara khusus, Dubes menyoroti secara prihatin Traktat Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) yang masih belum juga dapat berlaku setelah 20 tahun sejak diadopsi Majelis Umum PBB.

Indonesia berharap dengan kuatnya dorongan dari negara-negara penandatangan lainnya, Traktat CTBT dapat segera berlaku setelah delapan negara Annex II yang belum menandatangani dan/atau meratifikasi CTBT segera meratifikasinya.

Dr. Lassina Zerbo menyambut hangat kedatangan Dubes Djumala di Wina, serta menyampaikan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, khususnya KBRI/PTRI Wina yang terjalin selama ini. Dr. Zerbo menilai Indonesia merupakan salah satu negara anggota yang penting bagi CTBTO, dan secara khusus melihat peran aktif Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dalam organisasi tersebut, terutama ketika Indonesia menjabat sebagai Co-President Article XIV Conference periode September 2013-September 2015.

Dr. Zerbo mengapresiasi langkah proaktif Indonesia dalam melakukan outreach ke negara-negara anggota lainnya untuk mendorong universalisasi Traktat.

Lebih jauh, Dr. Zerbo berkewarganegaraan Burkina Faso, mengharapkan kerja sama yang baik antara Indonesia dengan CTBTO dapat terus ditingkatkan ke depannya, melalui peran aktif Indonesia dalam setiap kegiatan CTBTO.

Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Senjata Nuklir (Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty/CTBT) merupakan traktat yang melarang semua jenis uji coba nuklir yang menggunakan metode ledakan. CTBT mulai dibuka untuk ditandatangani sejak September 1996. Hingga kini, 183 negara telah menandatangani CTBT dan 166 negara telah meratifikasinya. CTBTO memiliki markas di Vienna International Center, Wina, Austria, bersama dengan beberapa Organisasi Internasional lainnya (IAEA, UNIDO, UNODC, UNOOSA).




Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017