Bogor (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menginginkan sektor pertanian berkembang dimulai dari kampus, salah satunya Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) yang diharapkan melakukan penelitian yang memberikan hasil-hasil terbaik di bidang pertanian.

"Kita mulai membenahi STPP ini dari kurikulumnya, kita punya keinginan semua penelitian yang memberi hasil terbaik di sektor pertanian itu dari STPP," kata Amran, di sela-sela kunjungan kerjanya di STPP Jurusan Peternakan, Cinagara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Amran menyebutkan perubahan kurikulum yang dimaksud, terhitung mulai tahun 2017, tes masuk STPP dilakukan terpusat. Hal itu bertujuan agar orang-orang yang masuk STPP adalah pilihan dan hasil seleksi, bukan karena titip-titipan.

"Perubahan kurikulum ini harapanya, alumni STPP tidak lagi mencari kerja tetapi menciptakan lapangan kerja, lulus langsung mandiri membangun pertanian," katanya.

Selain itu, Amran ingin alumni STPP menguasai teknologi melalui berbagai penelitian, baik teknologi dalam hal mesin pertanian, maupun menghasilkan bibit unggul peternakan maupun pertanian.

"Para dosen STPP yang berjumlah 240 orang seluruh Indonesia didorong untuk menciptakan sesuatu yang dapat memajukan sektor pertanian," katanya.

Menurut Amran, saat ini setiap orang dituntut berpikir di luar kebiasan. Mampu menciptakan satu inovasi yang akan membawa kemajuan terutama bagi diri sendiri maupun orang banyak.

Sebagai pemegang paten tiga produk pertanian, lanjut Amran, dirinya mengawali semua itu sejak di bangku kuliah. Oleh karena itu, ia berkeyakinan tidak ada hal yang tidak mungkin dilakukan asal mau bekerja keras.

"Butuh apa, kami siapkan peralatan, anggaran. Kita kasih, tapi kami ingin STPP ini menghasilkan teknologi, karena pertanian tidak akan maju tanpa teknologi," katanya.

Ke depan, STPP juga harus menjadi pusat pengembangan produk unggulan pertanian dan peternakan. Dosen diminta mampu menciptakan sesuatu yang baru, seperti menghasilkan sapi yang beratnya melebihi limusin, atau ayam yang dikawinsilangkan dengan kalkun, atau kambing seberat sapi.

"Alat pertanian juga, kita tidak ingin lagi impor peralatan, di STPP ada jurusan mekanisasi, silahkan dirakit mesin pertanian yang diciptakan anak bangsa, jangan lagi pakai produk luar," kata Amran.

Amran meninjau STPP jurusan Peternakan, Cinagara, Kabupaten Bogor. Dalam kunjungan kerja tersebut, selain berdialog dengan para dosen dan kepala kampus, juga memberikan motivasi kemajuan STPP. Juga dilakukan peninjauan ke kandang percobaan.

"Saya ingin ke depan di STPP, sapi, ayam dan kambing tidak boleh kurus. Diperbolehkan menanam komoditas strategis, tidak boleh lagi yang kecil-kecil," kata Amran.

Kunjunban ke STPP Peternakan, Cinagara, Kabupaten Bogor merupakan lanjutan dari kunjungan sebelumnya ke STPP Jurusan Pertanian di Cibalagung, Kota Bogor, Jumat (2/6).

Dalam kunjungannya, Amran mengkritisi kondisi STPP yang kurang mendukung sektor pertanian, salah satunya kebun percontohan tidak menanam komoditas strategis sehingga diminta untuk diganti seluruhnya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017