Tangerang Selatan (ANTARA News) - Kampas kopling yang habis atau aus ternyata menjadi salah satu kendala utama yang kerap terjadi pada armada bus yang beroperasi pada musim mudik di Hari Raya Idul Fitri.

Eko Setyodiwarno selaku Deputy Director Commercial Vehicle Services, Technic & Training Mercedes-Benz Indonesia menjelaskan bahwa pada musim mudik, bus-bus tersebut umumnya mengalami masalah pada kopling yang mengalami keausan karena gesekan mesin.

"Jika Bapak lihat pada kendaraan yang masih menggunakan transmisi manual, maka kopling adalah bagian yang bekerja paling berat," kata Eko Setyodiwarno seusai seremonial Mercedes-Benz Lebaran Rescue 2017 di Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat.

Ia menjelaskan kopling bus melakukan pekerjaan berat karena terus bergesekan dengan mesin selama perjalanan dengan kondisi lalulintas macet. Selain itu kondisi jalanan menanjak ditambah bobot maksimal dari penumpang yang diangkut membuat kinerja kopling bertambah berat.

"Pekerjaan berat itu di kopling. Bergesekan dengan kondisi macet yang seperti itu, pada umumnya kopling yang paling terbebani," jelas dia.

Eko menjelaskan, untuk memperbaiki kopling pada bus di jalur mudik akan memakan waktu, kendati hal itu bisa dilakukan oleh para teknisi dengan jaringan suku cadang Mercedes-Benz.

"Kenapa pekerjaan besar? karena untuk mengganti kopling perlu menurunkan transmisi, kemudian dipasang dan dinaikkan kembali dan itu memakan waktu cukup panjang," jelas dia.

Selain kopling, kendala lainnya yang kerap ditemui adalah mesin yang panas karena mesin terus hidup seharian, dan masalah rem.

"Mesin running terus dalam waktu 24 jam dalam kondisi panas karena penumpang butuh AC," kata dia.

Ia menambahkan, "Yang paling banyak pekerjaan ada di kopling, mesin dan rem."

Eko mengatakan dari sejumlah titik servis yang dibuka oleh Mercedes-Benz Indonesia, lokasi di Alas Roban paling banyak menyedot kendaraan untuk servis karena menjadi "titik lelah" bagi kendaraan juga pengendara.

Menurut data, dari total 124 bus yang singgah di posko servis yang disediakan Mercedes-Benz, sebanyak 40persen di antaranya membutuhkan bantuan teknis di Alas Roban, Jawa Tengah.

"Alas Roban titik paling strategis, istilahnya titik lelah, bayangkan mereka dari Jakarta bahkan Sumatera, melewati jalur yang panjang dengan antrian, maka titik Alas Roban adalah titik lelah bagi mobil dan orangnya," jelas dia.

Ketika ditanya usia bus Mercedes-Benz yang layak beroperasi untuk transportasi mudik, ia menjawab, "Selama kendaraan itu diizinkan jalan oleh instansi terkait dari pemerintah, maka kendaraan tersebut merupakan tanggung jawab kami untuk diberikan layanan."

"Jadi tidak ada batasan untuk kendaraan tahun berapa pun, umur berapapun, kami akan berikan layanan teknis di lapangan tanpa batas," jelas Eko.

Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017