Jakarta (ANTARA News) - Penjaga gawang muda berbakat Italia, Gianluigi Donnarumma, tengah menjalani polemik terkait keinginannya pergi dari AC Milan, klub yang mengorbitkan namanya.

Punya agen semacam Mino Raiola, yang juga mengurusi nama-nama pesohor seperti Paul Pogba, Romelu Lukaku, Mario Balotelli dan Zlatan Ibrahimovic, menjadi keuntungan sekaligus kerugian bagi Donnarumma.

Keuntungannya, Donnaruma berkesempatan mendapatkan nilai kontrak dengan jumlah digit yang tak sedikit, meski tentu saja Raiola juga mengutip uang lelah yang tak sedikit dari kesepakatan-kesepakatan yang ada.

Kerugiannya, reputasi buruk Raiola terutama di antara para penggemar membuat Donnaruma menjadi sasaran empuk bagi kemarahan pendukung atas sepak bola kiwari yang tak jauh-jauh dari persoalan kapital.

Setelah Donnaruma mengkonfirmasi ia tidak akan memperpanjang kontraknya dengan AC Milan yang habis tahun depan, penjaga gawang berusia 18 tahun itu mendapat kejadian memalukan saat membela timnas Italia melawan Denmark dalam Kejuaraan Eropa Kelompok Usia di bawah 21 tahun (U-21).

Sejumlah pendukung Italia melemparkan uang kertas mainan ke gawang yang di kawal Donnarumma, hingga pertandingan sempat dihentikan sejenak demi memberikan kesempatan petugas lapangan membersihkan uang-uang kertas mainan di mulut gawang itu.

Pelemparan uang mainan itu seolah menjadi kelanjutan dari pernyataan sejumlah pendukung ultras Milan, Curva Sud, yang meminta klub kesayangan mereka membekukan Donnarumma.


Pelemparan uang mainan dan kecaman dari Curva Sud mungkin tak cukup menggentarkan kebulatan tekad Donnarumma meninggalkan Milan, namun Raiola kepada sejumlah media sebagaimana dilansir ESPN mengklaim bahwa kliennya menerima ancaman pembunuhan selama proses negosiasi kontrak.

Ancaman pembunuhan terhadap Donnarumma dan juga keluarganya, dijadikan Raiola sebagai alasan utama untuk penjaga gawang masa depan Italia itu meninggalkan Milan, meski tentu saja Raiola juga akan mendapatkan cipratan uang yang tak sedikit dari kesepakatan kontrak sang klien dengan klub baru.

"Kami mengambil keputusan yang tidak ingin kami ambil. Ini bukan soal uang. Kami diancam. Keluarga Donnarumma diancam, bahwa ia tidak akan bisa bermain lagi dan diancam dibunuh. Anda tidak bisa menahan pemain pergi dengan mengancamnya," kata Raiola, meski tak memberikan bukti keras apapun mengenai klaim ancaman terhadap Donnarumma tersebut.

Saga Donnarumma, agaknya akan masih mewarnai bursa transfer musim panas kali ini, meskipun Milan seharusnya tidak perlu ambil pusing, karena mereka masih memiliki Alessandro Plizarri yang baru-baru ini tampil cemerlang untuk timnas Italia U-20 dalam drama adu penalti untuk memastikan tempat ketiga Piala Dunia.

Loyalitas memang hal yang langka di kondisi sepak bola kiwari, lagipula para pendukung Milan juga bersorak ketika timnya yang didukung pemilik baru bergerak aktif sudah mengamankan empat pemain anyar bahkan ketika bulan Juni belum memasuki tanggal tua.

Penerjemah: Gilang Galiartha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017