Sukabumi (ANTARA News) - Tim Basarnas dan SAR lainnya hingga Kamis siang masih berupaya mengevakuasi pengunjung yang terjebak di cerobong PLTU Cipatuguran, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

"Kami baru bisa mengevakuasi tiga pengunjung yang terjebak di lantai empat dengan ketinggian 105 meter pada Rabu (21/6) malam. Saat dievakuasi ketiga korban dalam kondisi lemas karena minimnya udara serta logistik makanan," kata Komandan Basarnas Pos Sukabumi Aulia Solihanto, Kamis.

"Saat ini kami tengah berupaya mengevakuasi empat korban lainnya di lantai tujuh dengan ketinggian sekitar 210 meter," tambah dia.

Ia mengatakan kondisi keempat korban yang sudah terjebak di cerobong selama 24 jam lebih dan terpapar asap sudah semakin lemas karena minimnya udara dan makanan.
 
Oleh karena itu, selain berupaya mengevakuasi, anggota SAR juga mengirim pasokan makanan ke lantai tujuh cerobong.

Tim SAR akan menurunkan satu persatu korban dari satu lantai ke lantai lain menggunakan tali. Jarak antar lantai pada cerobong itu sekitar 35 meter.

Tim Basarnas baru bisa mencapai lantai tujuh cerobong sekitar pukul 02.30 WIB Kamis dan hingga kini masih melanjutkan evakuasi. Keempat korban sudah diturunkan ke lantai empat cerobong pada ketinggian sekitar 130-140 meter saat ini.

"Setiap lantai kami siapkan petugas Search Rescue Unit (SRU) yang secara estafet menurunkan korban ke lantai yang ada di bawahnya," kata Aulia.

Sekretaris Perusahaan PT Indonesia Power selaku pengelola PLTU Pelabuhanratu Del Eviondra mengatakan tujuh pengunjung PLTU Palabuhanratu terjebak di lantai empat dan tujuh  bangunan cerobong karena lift tidak berfungsi sejak pukul 10.00 WIB pada Rabu (21/6).

Ketujuh korban merupakan karyawan PLTU dan tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Cerobong asap di mana tempat korban terjebak memiliki dua ruangan sehingga kondisi para korban dalam keadaan aman.

"Udaranya cukup bagus di ruangan dan memiliki oksigen serta informasinya kondisi korban baik dan sudah tiga orang yang dievakuasi yakni pegawai PLTU dan petugas LIPI," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017