Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp13.313 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.318 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Sehari jelang libur Hari Raya Lebaran, kurs rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat tipis," kata Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kinerja rupiah masih terjaga hingga saat ini setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen dan menyatakan kondisi sistem keuangan serta makroekonomi Indonesia masih cukup stabil.

"Selain itu beberapa indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dirilis bagus, tingkat ekspor dan impor Indonesia menunjukkan peningkatan di bulan Mei," ucapnya.

Ia menambahkan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat yang diperkirakan diluar estimasi pasar juga tentu menambah beban bagi pergerakan dolar AS di pasar valas domestik.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah relatif terbatas memfaktor eksternal. Sikap optimis yang ditunjukkan beberapa pejabat bank sentral AS (The Fed) terhadap kondisi ekonomi negeri Paman Sam membuat dolar AS berpotensi kembali menguat.

Sementara itu, Analis Bnaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa harga minyak mentah dunia yang kembali berada di area negataif menjadi salah satu faktor yang menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.

"Harga minyak yang melemah mempengaruhi laju mata uang komoditas di pasar valas," ujarnya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,33 persen ke posisi 42,39 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,36 persen ke level 44,66 dolar AS per barel.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.319 dibandingkan hari sebelumnya (Rabu, 21/6) Rp13.301 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017