Jakarta (ANTARA News) - Perlahan tapi pasti, warga Jakarta mulai meninggalkan ibukota negara untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah di kampung halamannya.

Jalan-jalan protokol yang biasanya disesaki dengan kemacetan kendaraan kini mulai sepi, yakni Jalan Sudirman, Jalan Thamrin hingga Jalan seputaran Monas Kamis malam atau jelang lebaran kurang tiga hari (H-3).

Berdasarkan pantauan Antara sekitar pukul 19.00 WIB, sepanjang jalan Sudirman-Thamrin hingga seputaran Tugu Munomen Nasional (Monas) tidak ada antrean kendaraan yang berarti, dimana pada hari biasa, pukul 19.00 WIB merupakan jam-jam sibuk, dimana jalan protokol Jakarta ini pasti terjadi kemacetan panjang bahkan cenderung bergerak.

Namun pada Kamis malam ini suasana jalan protokol berbanding terbalik, karena tidak ada antrian sama sekali bahkan kendaraan bisa dipacu hingga 70 kilometer per jam di Jalan Sudirman hingga Thamrin.

Antara yang menggunakan mobil dari Jalan Kemang Raya hingga seputaran Monas dapat menempuh waktu sekitar 30 menit berbeda jauh pada hari biasa yang bisa ditempuh waktu dua jam di hari biasa pada waktu yang sama.

Hal yang sama juga dari arah sebaliknya, Monas ke wilayah Blok M Jakarta Selatan juga tidak antrian yang sama sekali dan cenderung lancar ramai.

Sepinya kendaraan di jalan protokol ini dikarenakan banyak warganya meninggalkan ibukota negara untuk menuju ke kampung halamannya (mudik) guna merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah dengan para keluarganya, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, yakni bus, kereta api, kapal laut maupun pesawat.

Berdasarkan catatan PT Jasa Marga, volume kendaraan yang melintasi jalan tol Jakarta-Cikampek pada H-3 Lebaran atau Kamis mencapai 58.286 unit.

"Terjadi peningkatan sekitar 24 persen dari periode yang sama tahun lalu," kata Humas Jasa Marga Jakarta-Cikampek Handoyo di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, jumlah kendaraan melintas di Tol Jakarta-Cikampek pada periode yang sama 2016 mencapai 46.856 unit.

Dikatakannya, jumlah kendaraan pada H-3 itu diprediksi akan terus meningkat hingga puncak mudik pada Jumat (22/6) malam. Jasa Marga memperkirakan puncak mudik Lebaran di tol Jakarta-Cikampek akan mencapai sekitar 120 ribu kendaraan.

"Pada puncak mudik 2016, jumlah kendaraan yang melintasi Gerbang Tol Cikarang Utama mencapai 42 ribu kendaraan. Namun pada puncak mudik besok diperkirakan meningkat hingga sekitar 120 ribu kendaraan," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau pemudik untuk mengatur waktu pemberangkatan guna menghindari kemacetan. "Kemacetan memang terjadi di sekitar gerbang tol, namun ada waktu-waktu pemberangkatan tertentu untuk menghindarinya," katanya.

Sedangkan untuk pemudik yang naik bus, Terminal Bus Kalideres, DKI Jakarta, mencatat 4.653 orang meninggalkan Jakarta hingga H-4 atau meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak 3.391 orang juga H-3 lebaran.

Kepala Terminal Bus Kalideres Revi Zulkarnaen di Terminal Bus Kalideres, Jakarta Barat, Kamis, memperkirakan puncak arus mudik di Terminal Kalideres diperkirakan akan dimulai dari malam ini sampai esok hari.

Sementara berdasarkan data dari pihak pengelola Terminal Bus Kalideres, terhitung sejak pukul 00.00 hingga 13.00 WIB, Kamis siang, sebanyak 2.289 penumpang telah diberangkatkan dengan 138 unit bus.

Pemudik pengguna bus dari Terminal Kampung Rambutan selama satu pekan sejak Kamis (15/6) hingga Rabu (21/6) atau H-10 hingga H-4 Idul Fitri, total penumpang mencapai 61.248 dengan jumlah keberangkatan bus mencapai 2.948 bus.

"Total penumpang berangkat dari terminal Kampung Rambutan sejak H-10 sampai H-4 kemarin mencapai 61.248 penumpang," kata Kepala Terminal Kampung Rambutan Emiral August di Jakarta, Kamis.

Emiral menyampaikan jumlah penumpang tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari tahun lalu yang sebesar 38.079 penumpang. "Tahun lalu dalam tujuh hari hanya 38.079 penumpang, sekarang hampir dua kali lipatnya," jelas dia.

Emiral memperkirakan arus penumpang mudik di Kampung Rambutan mencapai puncaknya pada Jumat (23/6) besok.

Untuk pemudik dari Terminal Bus Pulo Gebang sejak Kamis (15/6) hingga Rabu (21/6) atau H-10 hingga H-4 Lebaran 2017 mencapai 36.862 orang dengan jumlah bus berangkat 1.167 armada, kata Kepala Terminal Terpadu Pulo Gebang Ismanto di Jakarta, Kamis.

Ismanto mengatakan selama tujuh hari terakhir, jumlah keberangkatan penumpang terbanyak terjadi pada H-4 Idul Fitri yakni Rabu kemarin sebesar 9.252 penumpang dengan jumlah keberangkatan bus sebanyak 272 armada.

Dia memperkirakan jumlah pemudik terus bertambah pada Kamis ini, dan puncaknya diperkirakan terjadi pada Jumat (23/6) saat cuti bersama.

Sedangkan pemudik tujuan berbagai wilayah Pulau Jawa yang menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Senen berada di kisaran 25.000-26.000 per-hari sejak Kamis (15/6) atau H-10 Lebaran dan diprediksi bertahan sampai "H+2" atau Rabu (28/6).

Pada Kamis total ada 26.739 penumpang yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen, hampir tidak berubah bila dibandingkan pada hari Rabu (21/6) dengan total 26.766 penumpang dan Selasa (20/6) total 26.149 penumpang.

Sementara pemudik tiba di Stasiun Pasar Senen diperkirakan ada 22.000 sampai 24.000 per-hari sejak 28 Juni 2017 atau H+2 sampai H+10 atau 6 Juli 2017.

Di Stasiun Gambir, ada 15.000-16.000 orang per-hari mulai H-9 Lebaran atau 16 Juni 2017 dan jumlah itu diproyeksi masih sama sampai Hari Lebaran, 26 Juni 2017.

Ada pun pada Kamis atau H-3 Lebaran, jumlah pemudik yang berangkat dari Gambir mencapai 16.016 orang di mana 11.321 orang di antaranya menggunakan kereta api reguler dan 4.235 orang lainnya berada di kereta api tambahan.

Dan para pemudik yang meninggalkan pulau Jawa ke Pulau Sumatera yang menggunakan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Merak pada H-3 Lebaran sebanyak 84.239 orang melalui pengoperasian 34 kapal Ro-Ro.

Berdasarkan data di Posko PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak pukul 08.00 WIB, Kamis (22/6) hingga pukul 08.00 WIB, jumlah penumpang pejalan kaki mencapai 14.520 orang, sedangkan penumpang di atas kendaraan sebanyak 70.719 orang, kendaraan roda 4 yang menyeberang sebanyak 9.945 unit, kendaraan roda dua 5.467 unit dan jumlah truk yang menyeberang sebanyak 1.173 unit serta 448 bus.

"Kami memperkirakan puncak arus mudik Lebaran akan terjadi Kamis malam hingga Jumat (23/6) dinihari," kata Kapolres Cilegon AKBP Romdhon Natakusumah di Merak, Kamis.


Penanganan Mudik

Presiden Joko Widodo meminta agar penanganan arus mudik Lebaran 2017 betul-betul terintegrasi antarinstansi dan dilakukan secara bersama-sama.

"Berkaitan dengan penanganan arus mudik, saya ingin agar penanganan arus mudik betul-betul terintegrasi antara Polri, TNI. Kemenhub, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN," kata Presiden Jokowi ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta, Kamis.

Dalam sidang kabinet yang juga dihadiri Wapres M Jusuf Kalla, Presiden meminta agar masing-masing instansi mengesampingkan sikap egosektoral.

Presiden Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna sebelum memasuki musim libur panjang dalam rangka Idul Fitri 1438 Hijriah ini juga menyoroti harga komoditas kebutuhan pokok yang relatif stabil menjelang lebaran.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena kalau kita lihat harga kebutuhan pokok menjelang lebaran pada tahun ini pada posisi yang sangat baik, stabil," katanya.

Dalam kesempatan itu Presiden menyampaikan apresiasi kepada menteri terkait. Dia meminta pola yang sudah ada perlu dipertahankan dan disempurnakan lagi.

Kepala Negara menyampaikan apresiasi kepada Menteri Perdagangan, Kapolri, Mentan, yang telah bekerja keras untuk stabilisasi harga kebutuhan pokok.

Presiden juga menyinggung soal harga BBM yang tidak akan naik pada Juli 2017 setelah dilakukan perhitungan untuk memastikannya.

"Dari hitung-hitungan terakhir, kita juga sudah memastikan bawa pada bulan Juli tidak ada kenaikan harga BBM karena sebetulnya kalkulasi kita kemarin kelihatannya BBM akan naik tetapi setelah kita kalkulasi kembali, harga BBM bisa tidak kita naikkan termasuk di dalamnya BBM dan gas," kata Presiden.

Dalam kesempatan itu Presiden juga menyoroti keterlambatan dalam penyaluran rastra yang berdampak pada indikator ekonomi yang disurvei BPS.

"Terkait dengan terlambatnya pembagian rastra, saya ingin agar segera ditindaklanjuti, saya kira rapat terakhir sudah kita putuskan agar ditindaklanjuti di lapangan.," katanya.

Ia menyebutkan keterlambatan pembagian rastra berdampak pada hasil indikasi ekonomi yang disurvei oleh BPS. Ia berharap kejadian itu tidak terjadi lagi.

"Mestinya kalau ada kejadian yang sangat penting saya diberitahu sehingga dampak yang ada dari keterlambatan ini tidak dirasakan langsung oleh masyarakat." kata Jokowi.

Oleh Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017