Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Donald Trump belum mengadakan makan malam di akhir bulan Ramadan--yang sudah menjadi tradisi Muslim dan diadakan di Gedung Putih selama lebih dari dua abad.

Makan malam biasanya dilakukan saat Matahari terbenam pada akhir bulan suci Ramadan, atau bulan kesembilan dari kalender Islam.

Padahal, sebelumnya di bawah pemerintahan Clinton, Bush, dan Obama, pihak Gedung Putih bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan mempersiapkan acara itu. Namun tahun ini tradisi itu tak berlanjut.

Sekretaris Negara Rex Tillerson sebelumnya pernah mengatakan bahwa pemerintah tidak akan menyelenggarakan makan malam tahun ini.

"Umat Muslim di Amerika Serikat bergabung dengan Muslim di seluruh dunia selama bulan suci Ramadan, fokus pada ibadah dan amal. Sekarang, saat mereka memperingati Idul Fitri bersama keluarga dan teman, mereka meneruskan tradisi membantu tetangga dan berbagi (zakat)," demikian pernyataan pihak Gedung Putih pada Sabtu (24/6) malam lalu.

Tradisi makan malam di akhir Ramadan dilakukan mantan Presiden Thomas Jefferson pada Desember 1805. Jefferson yang dikenal sebagai pendukung kebebasan beragama melakukan hal ini untuk menghormati duta besar Tunisia Sidi Soliman Mellimelli saat konflik Amerika dan negara yang mereka sebut "barbar" terjadi.

"Makan malam dilakukan persis saat Matahari terbenam"--demikian isi undangannya.

Dalam catatan hariannya, John Quincy Adams menuliskan bahwa makan malam itu disajikan sore hari seperti pada bulan Ramadan.

Terlepas dari apa yang disajikan saat makan atau siapa pun yang hadir saat itu, itu sama halnya seperti momen berbuka puasa.

Tradisi ini berlanjut pada tahun 1996, ketika Ibu Negara Hillary Clinton, setelah dirinya mempelajari lebih lanjut tentang ritual tersebut. Sang putri, Chelsea bahkan diketahui telah mempelajari sejarah Islam di sekolahnya, menurut laporan Muslim Voices.

Selanjutnya giliran Presiden George W Bush, termasuk setelah serangan 9/11. Dia mengatakan saat makan malam bahwa perang dilakukan untuk melawan terorisme, bukan Islam.

Bagi muslim Amerika, makan malam yang mungkin bisa kembali diadakan di Gedung Putih tahun ini merupakan sebuah harapan terwujudnya persatuan setelah kebencian terhadap muslim meningkat tajam dibandingkan 2001 lalu. Demikian seperti dilansir independent.co.uk.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017