Ambon (ANTARA News) - Gubernur Maluku Said Assagaff meminta hukum ditegakkan dalam menindaklanjuti insiden bentrokan antara warga Desa Wakal dengan Hitu di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah pada Minggu (25/6) yang menewaskan tiga warga.

Permintaan gubernur itu disampaikan Kabag Humas Pemprov Maluku Bobby Palapia di Ambon, Senin.

"Proses hukum harus ditegakkan karena mengakibatkan kematian sambil pemerintah melakukan pendekatan untuk menyelesaikan pertikaian agar jangan terulang kembali," kata Bobby.

Menurutnya, gubernur memprihatinkan insiden dua warga bertetangga yang terjadi saat umat Islam merayakan kemenangan setelah sebulan menunaikan ibadah puasa.

"Prihatin memang saat mensyukuri kemenangan sebulan menunaikan puasa seharusnya mencerminkan kedamaian di masing - masing hati sesama basudara (saudara) Islam," ujarnya.

Karena itu, Pemkab Maluku Tengah dan Polres Pulau Ambon dan Pulau - Pulau Lease serta Kodim 1505/Pulau Ambon diarahkan melakukan mediasi ketegangan antarwarga dua desa tetangga tersebut.

"Mediasi sambil proses hukum ditegakkan, selanjutnya pemerintah memfasilitasi penyelesaian yang diharapkan permanen karena meresahkan berbagai komponen bangsa," tandasnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Richard Tatuh mengemukakan, bentrokan antarwarga Wakal dan Hitu diduga bermula dari peristiwa kecelakaan lalu lintas.

"Laporan awal yang diterima aparat kepolisian seperti itu, tetapi yang jelas Pemkab Maluku Tengah bersama aparat TNI dan Polri sedang melakukan mediasi agar persoalannya dapat diselesaikan," katanya.

Selain itu, ratusan personel keamanan yang merupakan gabungan dari unsur TNI, Brimob, serta Shabara Polda Maluku telah disebarkan pada berbagai titik di wilayah perbatasan Wakal dan Hitu.

Data yang dihimpun Antara dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Negeri Lama, kecamatan Baguala, kota Ambon sebanyak tiga orang meninggal teridentifikasi Ahmad Wailussy, Ismael Hurasan dan Sulaiman Wailussy.

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017