Idul Fitri sudah menjadi peristiwa kebudayaan, dan disitulah peradaban Islam masuk dalam seluruh relung kehidupan masyarakat Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Idul Fitri tidak hanya momentum berhalal-bi halal guna memerkuat jalinan sosial dengan saling bermaaf-maafan, namun juga momentum untuk menjaga kerukunan hidup sesama anak bangsa.

"Idul Fitri sudah menjadi peristiwa kebudayaan, dan disitulah peradaban Islam masuk dalam seluruh relung kehidupan masyarakat Indonesia," kata Hasto, Jakarta, Kamis.

Oleh karena itu, PDI Perjuangan mengajak seluruh pihak, khususnya para tokoh masyarakat untuk menjaga momentum lebaran tersebut dengan hidup rukun, menolak berbagai bentuk fitnah, serta menyatukan diri dalam gerakan melawan berbagai ucapan yang menghina atau merendahkan pihak lain (hate speech).

Dalam menghadapi tantangan bangsa yang tidak ringan ini, mari kita ciptakan energi positif dengan memberikan dukungan pada pemerintahan Jokowi yang telah terpilih secara sah dan mendapatkan dukungan kuat rakyat, kata Hasto.

"Pak Jokowi adalah sosok Presiden yang jujur dan pekerja keras. Tugas Beliau tidak ringan. Dengan kepemimpinan yang merakyat tersebut, dukungan ke Pemerintahan ini akan mempercepat tercapainya kemakmuran bagi rakyat," katanya.

Kepada seluruh insan pers, dan aktivis sosial media, PDI Perjuangan juga mengajak agar momentum Lebaran ini menjadi momentum membangun kerjasama, gotong royong agar mengalirlah pemberitaan yang positif bagi seluruh bangsa.

Pemberitaan dari wartawan dan jagat sosial media saat ini harus menjadi cermin jiwa bangsa Indonesia. Pers selain cermin peradaban suatu bangsa, juga memberi fungsi pendidikan, dan cara menyampaikan pandangan suatu bangsa. Dari surat kabar misalnya, kita bisa melihat mental-food, makanan jiwanya sebuah bangsa.

"Pendeknya seluruh insan pers termasuk jagat sosial media sebaiknya ikut berjuang menggambarkan taraf kematangan kebudayaan bangsa Indonesia yang sebenarnya penuh dengan nilai-nilai keutamaan", ujar Hasto sambil mengutip beberapa pernyataan Bung Karno tentang pers sebagai cermin peradaban bangsa.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017