Bandung (ANTARA News) - Tingkat hunian hotel di wilayah Provinsi Jawa Barat pada libur Idul Fitri 1438 Hijriah atau Lebaran 2017 menjadi 95 persen yakni dari tanggal 26-29 Juni 2017, jumlah ini jauh meningkat jika dibandingkan saat bulan puasa.

"Kalau bicara okupansi hotel dari tanggal 24 itu belum bagus, 25 mulai ada titik terang, tanggal 26 sampai sekarang ini bagus 95 persen diharapkan sampai dengan tanggal 1 Juli," ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis.

Menurutnya, jumlah itu hampir sama dengan okupansi libur Lebaran 2016 namun yang membedakannya, libur Lebaran tahun ini terhitung cukup panjang hingga tanggal 2 Juli 2017.

"Dan juga daerah-daerah tujuan wisata di Jawa Barat, tapi kalau daerah yang bukan daerah wisata ini okupansinya lebih kurang 70 persen. Sampai dengan tanggal 1 Juli," kata dia.

Ia mencontohkan okupansi hotel yang ada di kawasan wisata seperti Bandung, Kabupaten Pangandaran, kawasan Puncak, Kabupaten Bogor saat libur lebaran ini rata-rata itu 90 persen sedangkan okupansi hotel di daerah bukan tujuan wisata seperti Majalengka, Banjar hanya 70 persen.

"Sebagai contohnya di Bandung, itu tinggal di kali jumlah kamar 25 ribu kamar, di kali dua yang menginap rata-rata," kata dia.

Dirinya menuturkan tingkat hunian hotel di Jawa Barat pada Bulan Suci Ramadhan tahun ini mengalami penurunan dibandingkan hari biasa.

"Kalau bulan puasa itu cuma 25 persen. Sehingga kenaikan okupansi pada libur lebaran ini seperti penyejuk lah buat kami selaku pelaku jasa perhotelan," kata dia.

Ketika ditanyakan tentang kabar banyak pengusaha hotel di Jawa Barat yang gulung tikar, Herman membenarkan hal tersebut.

"Betul, jadi karena pertumbuhan hotel sudah terlalu padat, jadi pemerintah jangan hanya bisa mengeluarkan izin pembangunan hotel, tapi pemerintah harus memikirkan okupansi hotel," kata dia.

(L.KR-ASP*A066/E001)

Pewarta: Asep Firmansyah dan Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017