Dalam pidatonya, menurut Emil, Obama menggarisbawahi pentingnya kekuatan dialog dan kolaborasi antarnegara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang menjadi tantangan bersama.
"Itu yang menginspirasi saya, bagaimana bangsa ini bisa menjadi bangsa yang luar biasa di masa depan dengan belajar bukan hanya dari kelebihan bangsa lain tetapi juga dari kesalahan negara-negara yang menjadi super power hari ini," kata pria yang karib disapa Emil itu usai menghadiri sesi pembukaan kongres.
Selain itu, Obama juga menyoroti peran Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dunia yang menyambut baik demokrasi.
Meskipun menurut Presiden AS ke-44 itu demokrasi yang diterapkan di berbagai negara saat ini belum sempurna, namun itu adalah sistem yang paling efektif.
"Tinggal disempurnakan sehingga setiap negara punya proses demokrasinya sendiri, siapa tahu itu bisa menjadi contoh di masa depan kalau Indonesia harmonis dengan demokrasinya maka dunia bisa ikut terbawa harmonis," tutur Emil.
Pidato Obama dalam sesi pembukaan Kongres Diaspora Indonesia ke-4 menjadi pidato pertamanya di Asia setelah menyelesaikan tugasnya sebagai presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2017.
Kongres yang dihadiri 9.000 orang dari 55 negara seluruh dunia itu merupakan rangkaian diskusi yang menghadirkan diaspora Indonesia dari beragam latar belakang, untuk membahas isu-isu terkini seperti toleransi, diplomasi, bisnis, inovasi, dan warisan budaya.
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
