Beijing (ANTARA News) - Pelantikan Lam Cheng Yuet-ngor sebagai Kepala Eksekutif Hong Kong bertepatan dengan hari ulang tahun ke-20 reunifikasi Hong Kong dengan China, Sabtu.

Lam mengucapkan sumpah jabatan sebelum Presiden China Xi Jinping tiba dalam acara seremonial di bekas koloni Inggris tersebut.

Xi menyalami Lam setelah pengucapan sumpah, demikian laporan china.org, laman milik pemerintah China yang dipantau Antara di Beijing.

Beberapa jajaran pejabat Daerah Administrasi Khusus Hong Kong (HKSAR) untuk masa lima tahun mendatang juga mengucap sumpah pada acara tersebut.

Demikian pula dengan beberapa anggota Dewan Eksekutif HKSAR tampak hadir sebagaimana laporan China Daily.

"Dengan penuh kerendahan hati, saya menerima penghormatan terbesar dalam hidup saya dan siap menghadapi tantangan terbesar dalam karier pelayanan publik saya," kata perempuan berusia 60 tahun yang akrab disama Carrie Lam itu.

Lam yang saat itu mengenakan gaun putih gading berjanji akan menyelesaikan semua persoalan sesuai kemampuannya dalam mengimplementasikan prinsip dengan China, "Satu Negara, Dua Sistem".

"Saat kami memanfaatkan kekuatan dan kesempatan, masa depan Hong Kong cerah dan menjanjikan," ucap Lam sebagaimana dikutip Kantor Berita Xinhua.

Pada 2016, China menjadi mitra utama perdagangan Hong Kong dengan nilai 494,62 miliar dolar AS atau 50,8 persen nilai perdagangan global Hong Kong.

Jauh melampaui Amerika Serikat dan Taiwan yang nilai perdagangannya dengan Hong Kong berada di peringkat kedua dan ketiga, masing-masing senilai 68 miliar dolar AS dan 46 miliar dolar AS.

Sepanjang tahun itu pula, wisatawan asal China daratan yang melakukan perjalanan wisata ke Hong Kong menghabiskan dana 23,83 miliar dolar AS, demikian laporan Global Times.

Sehari sebelum menghadiri pelantikan, Xi yang juga Sekretaris Jenderal Komite Pusat Partai Komunis China melakukan inspeksi pasukan Angkatan Bersenjata Rakyat China (PLA) Garrison di Hong Kong.

Hong Kong yang luas wilayahnya hanya 1.104 kilometer persegi dengan jumlah total penduduk sekitar 7,23 juta jiwa itu diserahkan oleh Inggris ke China pada 1 Juli 1997, Reuters melaporkan.

(T.M038/I007)

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017