Bantul (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengakui ada upaya manipulasi data calon siswa dalam proses penerimaan peserta didik baru jenjang sekolah menengah pertama tahun 2017/2018.

"Memang ada beberapa kasus yang kami dapatkan kaitannya jarak dari rumah ke sekolah, yang dinyatakan dalam surat pernyataan itu kadang-kadang tidak sesuai dengan jaraknya," kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Bantul Didik Warsito di Bantul, Selasa.

Menurut dia, manipulasi data atau pencantuman jarak rumah dengan sekolah yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya itu terjadi dalam proses penerimaan PPDB jenjang SMP di Bantul yang sudah menerapkan sistem zonasi.

Ia mengatakan, informasi atau keluhan ada manipulasi data yang disampaikan ke instansinya terkait PPDB reguler pada Juni 2017 tidak begitu banyak, kurang dari sepuluh pengaduan, namun demikian tidak menutup kemungkinan ada manipulasi data yang tidak dilaporkan.

"Ada beberapa hanya saja saya belum bisa pastikan, karena sistem zonasi ini kebijakan baru, baru pertama. Jadi memang masih menyisakan beberapa masalah, dan ketika melapor ke kami, kami tangani," katanya.

Ia menjelaskan, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sistem Zonasi PPDB memprioritaskan calon siswa yang rumahnya paling dekat dengan sekolah dapat diterima di sekolah tersebut.

"Jadi pssisinya kami memang sudah menetapkan bahwa untuk zonasi PPDB SD 50 persen yang pra-sejahrera 10 persen, kemudian PPDB jenjang SMP untuk zonasi 30 persen dan 10 persen prasejahtera," katanya.

Didik juga mengatakan, pengakuan ada yang disampaikan orang tua terkait ada siswa yang rumahnya berjarak lebih dari 1,5 kilometer bisa masuk ke sekolah yang dituju, karena dalam surat kepala desa jarak rumahnya hanya ditulis 0,9 kilometer.

"Beberapa orang tua yang melapor kepada kami itu hanya memang kurang akurat. Saya tidak tahu apakah memang ada peserta yang jarak rumahnya diperdekat dengan sekolah. Tapi apapun itu akan kami selesaikan," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017