Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan postur RAPBNP 2017 yang diantaranya berisi proyeksi pencapaian defisit anggaran sebesar 2,92 persen terhadap PDB atau sekitar Rp397,2 triliun.

"Defisit RAPBNP 2017 diperkirakan 2,92 persen terhadap PDB," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam rapat kerja membahas RAPBNP 2017 bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Kamis.

Ikut hadir dalam rapat kerja tersebut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Defisit anggaran tersebut melebar dari proyeksi yang tercantum dalam APBN 2017 sebesar 2,41 persen terhadap PDB atau hampir mendekati batas yang diperkenankan dalam UU yaitu tiga persen terhadap PDB.

Darmin menjelaskan perkiraan defisit anggaran tersebut berasal dari target pendapatan negara dalam RAPBNP 2017 sebesar Rp1.714,1 triliun atau mengalami penurunan dari target APBN sebesar Rp1.750,5 triliun.

Pendapatan tersebut terdiri atas target penerimaan perpajakan sebesar Rp1.450,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp260,1 triliun.

"Target penerimaan pajak nonmigas disesuaikan turun Rp50 triliun agar lebih realistis, sejalan dengan pencapaian pada 2016 serta upaya ekstra pada 2017," kata Darmin.

Sedangkan, pagu belanja negara dalam RAPBNP 2017 diproyeksikan mencapai Rp2.111,4 triliun atau mengalami kenaikan dari pagu APBN sebesar Rp2.080,5 triliun.

Belanja negara itu terdiri atas pagu belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.351,6 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp759,8 triliun.

Belanja pemerintah pusat tersebut terdiri dari belanja Kementerian Lembaga sebesar Rp773,1 triliun dan belanja non Kementerian Lembaga sebesar Rp578,5 triliun.

"Belanja non Kementerian Lembaga naik Rp26,5 triliun dari APBN, karena ada kenaikan subsidi Rp22,1 triliun, kenaikan hibah Rp3,3 triliun dan kenaikan belanja lain-lain Rp5,7 triliun," kata Darmin.

Untuk menutup defisit anggaran tersebut, pemerintah menargetkan pembiayaan utang sebesar Rp461,3 triliun atau meningkat dari target pembiayaan dalam APBN sebesar Rp384,7 triliun.

Meski target defisit anggaran ditetapkan sebesar 2,92 persen terhadap PDB, Darmin meyakini terdapat penghematan alamiah dari postur RAPBNP 2017 yang bisa menekan target defisit anggaran tersebut.

Penghematan alamiah itu berasal dari belanja Kementerian Lembaga, Dana Alokasi Khusus dan Dana Desa, sehingga proyeksi pada akhir 2017 defisit anggaran berada pada kisaran 2,67 persen terhadap PDB.

"Belanja Kementerian Lembaga turun Rp29,4 triliun karena ada alokasi anggaran yang tidak terserap secara alamiah, berdasarkan pola tahunan," kata Darmin.

Darmin memperkirakan secara keseluruhan penyerapan pagu belanja pemerintah pusat hanya berada pada kisaran 96 persen-97 persen di akhir 2017.

Seluruh perkiraan postur RAPBNP 2017 ini berasal dari asumsi dasar makro ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 4,3 persen, tingkat bunga SPN 3 bulan 5,2 persen dan nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar AS.

Kemudian, harga minyak mentah Indonesia 50 dolar AS per barel, lifting minyak 815 ribu barel per hari dan lifting gas 1.150 ribu barel setara minyak per hari.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017