Semarang (ANTARA News) - Produsen otomotif, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, berencana memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri yang terkait dengan otomotif di Jawa Tengah.

"Pendampingan yang kami lakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas produksi dari para pelaku UMKM industri otomotif," kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.

Pihaknya akan melakukan survei ke 92 UMKM bidang industri otomotif sebagai tahap awal pendampingan.

Dari survei tersebut akan diketahui UMKM mana yang memenuhi syarat pendampingan dan memiliki prospek maju serta berkembang.

"(Pendampingan UMKM bidang industri otomotif) nanti kami tentukan dari mapping tersebut," katanya saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di ruang kerja.

Warih menjelaskan pola pendampingan akan dilakukan melalui pelatihan di Jakarta terhadap dua hingga tiga orang pelaku UMKM yang terpilih.

Materi pelatihan yang diajarkan antara lain, pengembangan industri, efisiensi produksi, manajemen, dan pemasaran.

"Pelaku UMKM yang telah mendapat pelatihan, kelak mereka akan menularkan ke tenaga kerja lokal di daerah asalnya," ujar Warih.

Setelah itu, lanjut dia, akan diberikan pendampingan dan secara berkala tim dari Toyota akan datang untuk melihat perkembangan sekaligus melakukan evaluasi.

"Saat ini pendampingan yang kami lakukan ada di Tegal, Ceper, dan Klaten, yang bergerak di bidang pengecoran dan equipment tolling. Kami berharap dengan banyaknya UMKM ini nanti ada klaster khusus di Jateng (Jawa Tengah)," kata Warih.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik rencana Toyota Indonesia untuk melakukan pendampingan kepada UMKM bidang industri otomotif.

Ganjar berharap Toyota mampu memaksimalkan local content sehingga mampu menyerap produksi komponen lokal dan meningkatkan kesejahteraan  UMKM.

Mengenai potensi sumber daya manusia, Ganjar mengatakan Pemprov Jawa Tengah saat ini memiliki tiga SMK yang mampu menghasilkan lulusan berdaya saing.

"Buktinya, sebanyak 70 persen di antaranya sudah diserap perusahaan untuk dijadikan tenaga kerja," ujarnya.


Pewarta:
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2017