Jakarta (Antara) -  Pendidikan nasional dapat mencegah intoleransi yang terjadi di masyarakat serta dapat memperkuat kebangsaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Makmuri Sukarno pada Dialog Kebangsaan Ke-2 "Pendidikan Memperkuat Kebangsaan" di Auditorium Utama LIPI, Selasa (11/7).

"Membangun nilai - nilai kebangsaan melalui pendidikan harus terus diupayakan. Pendidikan nilai kebangsaan bagi bangsa Indonesia merupakan suatu keniscayaan, karena keanekaragaman jika tidak dilandasi dengan semangat kebangsaan yang tangguh dan landasan pandangan hidup yang kukuh, maka akan mengundurkan ikatan kebangsaan dan bahkan berpotensi menjadikannya u terlepas," paparnya.

Dalam dialog tersebut, Makmuri Sukarno menekankan pada upaya mencegah intoleransi melalui ruang perjumpaan antar anak bangsa atau pendidikan multikultural sebagai salah satu solusi disintegrasi yang marak terjadi.  Menurutnya, diperlukan pertemuan antar etnis  sebagai pendidikan informal yang dapat menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan.

"Pendidikan harus mampu menumbuhkan kesempatan pengembangan karakter yang mampu mengaktualisasikan kebangsaan sehingga mengurangi anomie intoleransi dan radikalisme," tegasnya.

Pemerintah, lanjutnya, dalam hal ini perlu mengatur mobilisasi pertemuan agar kesalahpahaman akibat  intoleransi dapat dikurangi bahkan dicegah.

Lebih jauh, Makmuri memaparkan kekurangan yang dihadapi pendidikan Indonesia, yakni adanya kesenjangan antara pelajaran yang diajarkan dengan yang terjadi di lapangan. "Sehingga perlu dibuat post schooling atau pendidikan di luar sekolah yang dapat mengaplikasikan ilmu sesuai dengan keahlian yang diperlukan di dunia kerja, katanya.

Dalam diskusi tersebut, hadir pula Prof. Dr. Azyumardi Azhar,  MA., CBE.  (Akademisi UIN Jakarta, Cendekiawan Muslim) dan Prof. Haryono (UKP Deputi Advokasi Haryono).

Keduanya sepakat bahwa pendidikan nasional dan nilai Pancasila dapat mencegah intoleransi dan radikalisme yang terjadi di masyarakat.

"Pancasila di dalamnya memuat karakter dan nilai nilai luhur yang baik untuk menumbuhkembangkan kebangsaan kita," ujar Prof. Haryono.

Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra menambahkan, prinsip toleransi adalah mencintai orang lain dan menghormatinya. Baginya, pendidikan nasional sebagai pendidikan karakter mengajarkan nilai nilai tersebut.

Azyumardi pula menambahkan adanya kesalahan pendidikan hari ini. Pendidikan hari ini lebih birokratis dimana sangat menekankan pada kurikulum  dan kurang dalam nilai etik.

"Perlu revolusi dunia pendidikan dengan menyederhanakan kurikulum dan membuat pendidikan lebih bersifat aplikatif dengan prinsip Pancasila. Dengan cara inilah pendidikan nasional dapat mencegah intoleransi dan dapat memperkuat kebangsaan kita," tutupnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017