Kota Gaza (ANTARA News) - Utusan Qatar untuk Gaza mengatakan bahwa Doha berkomitmen mendanai proyek-proyek di daerah kantung Palestina yang dikuasai Hamas meski sedang mendapat tekanan dari Arab Saudi dan sekutunya, yang menuduh emirat itu mendukung ekstremisme.

Berbicara di Kota Gaza, Selasa (11/7), di samping seorang pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mohammed al Amadi, dia mengatakan bahwa Qatar akan terus mendanai proyek-proyek di Gaza terlepas dari pengenaan sanksi oleh Arab Saudi dan sekutunya dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami datang untuk menjamin Anda bahwa kami berdiri dan akan terus berdiri dengan warga Palestina yang terkepung dan kami akan melanjutkan proses rekonstruksi," katanya dalam sebuah konferensi pers.

"Kebijakan Qatar adalah untuk mendukung rakyat dan pemerintahan resmi. Kami tidak mendukung Hamas, kami mendukung Hamas sebagai bagian dari rakyat Palestina," katanya sebagaimana dikutip AFP.

Pada 5 Juni, Arab Saudi dan sekutunya memutuskan seluruh hubungan diplomatik dengan Qatar, menuduh negara kaya gas itu mendanai kelompok "ekstremis", termasuk Hamas.

Gerakan Islam Hamas sudah menguasai Gaza sejak 2007, tetapi masih dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Israel.

Pemerintah resmi Palestina berbasis di wilayah Tepi Barat yang dikuasai Israel dan dipimpin oleh rival Hamas, Fatah.

Qatar menjanjikan satu miliar dolar AS untuk membantu rekonstruksi Gaza setelah perang 2014 dengan Israel.

Berbicara di samping Amadi, Nickolay Mladenov, utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timur Tengah, berterima kasih kepada Qatar untuk "komitmen yang ditunjukkan selama bertahun-tahun untuk membantu rakyat Gaza." (hs)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017