Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk mengantongi laba bersih Rp6,41 triliun pada semester I 2017 atau bertumbuh 46,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) ditopang penyaluran kredit perseroan yang menyumbang pendapatan bunga bersih Rp15,4 triliun.

"Kredit kami tumbuh 15,4 persen (yoy) menjadi Rp412,1 triliun dan menyumbang pendapatan bunga bersih sebesar Rp15,40 triliun atau tumbuh 10,7 persen (yoy)," kata Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Anggoro, penyaluran kredit mayoritas disalurkan ke debitur perbankan bisnis (business banking), terutama korporasi dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta usaha menengah dan kecil.

Total kredit perseroan ke perbankan bisnis sebesar Rp296,1 triliun atau menjadi 71,8 persen dari total portofolio kredit di paruh pertama 2017.

"Penyaluran kredit ke korporasi didorong juga banyaknya proyek-proyek infrastruktur dan pertanian," ujar dia.

Kredit infrastruktur, menurut dia, terfokus pada proyek jalan tol di Pulau Jawa yang digarap BUMN sektor infrastruktur & konstruksi.

Selain business banking, BNI menyalurkan kredit ke sektor konsumer sebesar Rp 67,05 triliun atau 16,3 persen dari total portofolio. Kemudian, emiten bersandi BBNI itu juga menyalurkan kredit untuk debitur overseas atau kredit dalam bentuk valas sebesar Rp25,92 triliun atau 6,3 persen dari total kredit BNI.

"Sedangkan kredit melalui perusahaan-perusahaan anak sebesar Rp 23,09 triliun atau 5,6 persen dari total kredit BNI," tukas Anggoro.

Selain dari pendapatan bunga, BNI juga menikmati pendapatan non-bunga sebesar Rp4,65 triliun atau tumbuh 17,9 persen. Pendapatan non-bunga itu ditopang dari pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 17,9 persen.

Gencarnya penyaluran kredit juga didukung penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sebesar Rp463,8 triliun atau tumbuh 18,5 persen (yoy).

Untuk kualitas kredit, Anggoro mengklaim BNI telah memitigasi kenaikan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Di paruh pertama tahun ini, NPL BNI turun menjadi 2,8 persen (gross) dari periode sama tahun lalu di tiga persen (gross).

Sedangkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BNI turun menjadi 19 persen dari periode sama tahun lalu yang sebesar 19,3 persen.

Indikator likuiditas BNI masih tercatat longgar dengan rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang turun menjadi 88,9 persen dari 91,4 persen.

Aset BNI hingga akhir semester I 2017 terkumpul Rp631,7 triliun atau tumbuh 17,2 persen dari Rp539,1 triliun.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017