Negara (ANTARA News) - Sebagian pedagang musiman yang muncul pada mudik Lebaran lalu di sepanjang jalan nasional menuju Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, sampai sekarang masih bertahan meskipun sudah diimbau petugas berwenang untuk membongkar lapaknya.

"Dari Satpol PP sudah mengimbau seluruh pedagang untuk membongkar lapaknya paling lambat hari Minggu lalu. Kami akan panggil para pedagang tersebut," kata Lurah Gilimanuk I Gede Ngurah Widiada, Rabu.

Ia mengatakan, pedagang yang masih bertahan tersebut seluruhnya berjualan buah, setelah lokasi berjualan mereka di depan Pasar Umum Gilimanuk tergusur karena pelebaran jalan.

Padahal, katanya, para pedagang buah ini sudah disediakan tempat di bekas Terminal Gilimanuk, namun dengan alasan sepi pembeli mereka pindah di pinggir jalan.

"Untuk menertibkan pedagang ini kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait. Kalau mereka masih ngotot berjualan di situ, kan harus ada izin dari pemerintah," katanya.

Pantauan di lokasi, sedikitnya tujuh pedagang buah masih bertahan di pinggir jalan nasional Denpasar-Gilimanuk yang menuju arah pelabuhan.

Salah seorang pedagang mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali berjualan di tempat tersebut, karena lokasi yang disediakan Pemkab Jembrana di bekas Terminal Gilimanuk sepi pembeli.

"Kami ini berjualan buah, kalau lama tidak ada pembeli akan membusuk dan rugi. Kalau di bekas terminal sepi, hanya di pinggir jalan ini ada pembeli," katanya.

Saat arus mudik dan balik lebaran, di sepanjang pinggir jalan nasional Denpasar-Gilimanuk yang berdekatan dengan Pelabuhan Gilimanuk dipenuhi pedagang musiman yang berjualan makanan, minuman dan lain-lain.

Beberapa pedagang yang ditemui saat arus mudik beberapa waktu lalu mengatakan, dari berjualan sekitar satu bulan, mereka bisa mendapatkan keuntungan paling sedikit Rp6 juta, bahkan bisa mencapai Rp15 juta saat ramai.

Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017