Abu Dhabi (ANTARA News) - Pejabat tinggi Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (12/7) menuduh raksasa penyiaran Qatar Al-Jazeera anti-Semitisme serta melakukan diskriminasi dan membangkitkan kebencian agama dalam bantahan terhadap tuduhan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa mereka menyerang kebebasan berekspresi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa permintaan sekutu pimpinan Arab Saudi, yang meliputi UEA, kepada Qatar untuk menutup Al-Jazeera melanggar kebebasan dasar.

Menteri Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash membalasnya dengan sebuah surat kepada kepala Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra'ad Al Hussein.

Di dalamnya, Gargash menulis bahwa Al-Jazeera "mempromosikan kekerasan anti-Semitik dengan menyiarkan ceramah dari pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin, Yusuf al-Qaradawi."

Qaradawi, ia menambahkan, "memuji Hitler, menggambarkan Holocaust sebagai 'hukuman ilahi' dan memohon agar Allah 'mengambil orang-orang penindas, Yahudi dan Zionis ini... serta membunuh mereka sampai tanpa sisa'."

Surat tersebut dipublikasikan dalam sebuah pernyataan dari Dewan Media Nasional UEA.

Surat Gargash yang bertanggal 9 Juli tapi disiarkan pada Rabu juga menuduh Al-Jazeera sudah "berulang kali melampaui ambang batas penghasutan permusuhan, kekerasan dan diskriminasi" dan mendaftar sejumlah contoh, termasuk di antaranya siaran pidato pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden.

Arab Saudi dan sekutunya memutuskan semua hubungan dengan Qatar bulan lalu karena menuduh Qatar mendanai ekstremis dan berhubungan terlalu dekat dengan Iran. Mereka juga menutup satu-satunya perbatasan darat dengan Qatar dan memerintahkan warganya kembali ke negaranya.

Penutupan Al-Jazeera merupakan satu dari 13 tuntutan sekutu kepada Doha sebagai syarat pencabutan "blokade" yang sekarang memasuki bulan kedua.

Pada 30 Juni, Al Hussein mengatakan permintaan penutupan Al jazeeran mewakili "serangan yang tidak bisa diterima pada hak kebebasan berekspresi dan berpendapat" menurut warta kantor berita AFP. (mu) 


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017