Moskow (ANTARA News) - Uber dan perusahaan internet Rusia, Yandex, bekerja sama di bidang layanan berbagi tumpangan dan akan memperbesarnya ke negara tetangga.

Uber akan memiliki saham minoritas di tempat baru itu. Layanan Uber-Yandex akan beroperasi di Rusia, Kazakhstan, Azerbaijan, Armenia, Belarusia dan Georgia.

"Perjanjian ini menandai pertumbuhan kami di regional dan membantu Uber membangun bisnis global yang berkelanjutan," kata Kepala Uber untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika, Pierre-Dimitri Gore-Coty.

Penyatuan ini, seperti dikutip dari The Telegraph, menandai perubahan arah Uber yang beberapa bulan ini dirundung masalah.

Tahun lalu, Uber juga melakukan merged dengan Didi Chuxing, aplikasi taksi dominan di China.

Uber akan memiliki saham 36,6 persen di perusahaan baru tersebut, sementara Yandex 59,4 persen dan pegawai 4,1 persen.

Kedua perusahaan tersebut bernilai 3,7 milyar dolar AS setelah digabung investasi sebesar 325 juta dolar AS.

Penggabungan itu, yang sekarang disebut "NewCo", akan dipimpin oleh Tigran Khudaverdyan, bos taksi Yandex.

Mereka juga akan memiliki layanan pemesanan makanan UberEats.

Yandex, Google versi Rusia, juga meluncurkan layanan taksi di Moskow tiga tahun sebelum kedatangan Uber.

Setelah kesepakatan itu, aplikasi Uber dan Yandex akan berjalan seperti biasa, tapi, pengemudi untuk kedua layanan itu akan diidentifikasi dengan satu nomor.

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017