Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menggelar rapat koordinasi dengan tujuh klub potensial yang menyumbang sedikitnya tiga atlet di Pelatnas sebagai langkah lanjutan Program Pemutihan Data/Usia Atlet.

Kepala Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PP PBSI Rachmat Setiyawan di Jakarta, Jumat, mengatakan rapat koordinasi yang juga menjadi konsolidasi pihaknya bersama tujuh klub yakni PB Jaya Raya Jakarta, PB Tangkas Intiland Jakarta, PB Exist Jakarta, PB Mutiara Cardinal Bandung, PB SGS PLN Bandung, PB Djarum Kudus dan PB Suryanaga Surabaya di Pelatnas Cipayung, Rabu (12/6) tersebut bertujuan mencari persatuan pandangan dan strategi antara keduanya.

"Dengan sinergi dan kerja sama yang dibangun ini, ke depan praktik pencurian umur akan dapat diatasi secara permanen. Dengan optimalisasi Sistem Informasi PBSI dan dengan pengetatan pada proses approval data atlet diyakini akan meminimalkan kasus pencurian umur," kata Rachmat dalam laman resmi PBSI yang dipantau di Jakarta.

Lebih lanjut Rachmat menyatakan semua peserta rapat koordinasi telah sepakat dan berkomitmen dalam pelaksanaan program tertib administrasi data atlet melalui Sistem informasi PBSI.

"Para klub juga akan turut serta berupaya memberantas praktik pencurian umur demi mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia, dan kami akan meneruskan kepada PB/Klub lainnya untuk membuat satu lingkaran kuat dalam memberantas pencurian umur," tutur dia.

Sebelumnya, PP PBSI telah meluncurkan program Pemutihan Data/Usia Atlet sesuai Surat Keputusan No. SKEP/021/0.3/III/2017 tertanggal 31 Maret 2017 tentang Pemutihan Data/Usia Atlet yang berlaku selama tiga bulan hingga 30 Juni 2017.

Melalui program ini, para atlet diberikan kesempatan pengampunan bagi atlet yang selama ini menggunakan data usia yang tidak benar. Mereka dapat membuat surat pernyataan pengakuan usia yang sebenarnya dan ditandatangani diatas materai oleh orangtua atlet yang bersangkutan.

Tidak kurang dari 150 atlet telah mengikuti pemutihan yang oleh PP PBSI program tersebut tidak akan diperpanjang sehingga bagi mereka yang tidak mengikuti program pemutihan dan apabila hasil klarifikasi dari instansi terkait dinyatakan terbukti menggunakan data/usia yang tidak benar, maka akan dikenakan sanksi baik sanksi skorsing terhadap atlet maupun sanksi tuntutan hukum bagi para pihak terkait yang terbukti melakukan manipulai data kelahiran atlet.

Diinformasikan, salah satu hal yang melatarbelakangi PP PBSI untuk memberantas pencurian umur adalah bahwa kompetisi yang tidak ideal dipastikan hanya akan menghasilkan atlet yang berprestasi semu sehingga Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) akan berpotensi salah dalam menentukan golden age seorang atlet, dan itu tidak baik untuk masa depan prestasi bulutangkis Indonesia.

Dalam rapat koordinasi antara PP PBSI dengan beberapa klub bulu tangkis tersebut sendiri, menghasilkan beberapa komitmen antara lain:

1. Sepakat terhadap atlet yang terindikasi data kelahirannya tidak benar yang dibuktikan dengan temuan data ganda dan atau indikasi lainnya dianggap valid dan relevan akan diberi label hitam (blacklist sementara), dengan konsekuensi atlet tersebut berstatus non aktif pada Sistem Informasi PBSI.

2. Sepakat atas atlet yang dimasukan pada daftar hitam, untuk sementara tidak dapat mengikuti seluruh kejuaraan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional dengan menggunakan data usia yang belum dinyatakan kebenarannya oleh instansi terkait dari hasil klarifikasi Bidang Keabsahan dan Sistem Informasi PBSI dalam jangka waktu paling lama enam bulan.

3. Sepakat bagi atlet yang diberi label hitam (blacklist sementara), diperbolehkan mengikuti seluruh kejuaraan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional dengan menggunakan asumsi usia sesuai dengan indikasi data yang disangkakan.

4. Sepakat terhadap atlet yang diberi label kuning yaitu atlet yang terindikasi ketidakbenaran data kelahiran namun masih membutuhkan tambahan data/informasi, apabila di kemudian hari ditemukan data yang memiliki validitas kuat, maka status atlet dimaksud akan diberi label hitam (blacklist sementara).

5. Sepakat di antara sesama perkumpulan bulu tangkis (PB) Potensial untuk tidak saling menerima mutasi atlet yang diduga usia/data kelahirannya tidak benar.

6. Sepakat pada pelaksanaan rekruitmen penjaringan atlet (audisi) yang dilakukan oleh PB Potensial Wajib menggunakan Sistem Informasi PBSI serta melibatkan Tim Keabsahan dan SI PP PBSI untuk memverifikasi seluruh data kelahiran atlet peserta audisi tersebut.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017