Karakas (ANTARA News) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Minggu (16/7) kembali menyampaikan seruannya bagi dialog politik dengan oposisi Persatuan Meja Bundar Demokratis (MUD).

Seruan itu disampaikannya pada hari pemerintahnya menyelenggarakan pemungutan suara untuk Majelis Konstituen Nasional (ANC) sebelum pemilihan umum 30 Juli, sementara MUD menyelenggarakan referendum tak resmi untuk memungkinkan rakyat Venezuela menyampaikan penolakan atau dukungan mereka buat ANC.

"Mereka (MUD) melakukan konsultasi tenang hari ini (...) saya memberitahu mereka agar tidak menggila, kami menyeru mereka agar kembali ke perdamaian, duduk dan berbicara, untuk memulai lingkaran baru dialog bagi perdamaian," kata Maduro, selama wawancara melalui telepon dengan media pemerintah Venezolana de Television.

Ia menyeru oposisi agar menemukan kembali "karakter demokratis" dan "mengucilkan" sektor yang dituduh oleh Maduro sebagai protes rusuh, demikian laporan Xinhua, Senin siang.

"Kita harus menyadari perbedaan yang kita hadapi di negeri ini, kita harus menyelesaikan semuanya dengan perdamaian, dengan pemungutan suara dan bukan dengan peluru, dengan toleransi, dengan demokrasi," tambah Maduro.

Maduro menepis referendum oleh MUD karena sediki yang mengikutinya tapi menyatakan simulasi pemungutan suara ANC telah diikuti "oleh banyak orang", lebih banyak daripada dalam pemilihan umum kapan pun selama 18 tahun.

Seruannya bagi perdamaian telah diwarnai oleh kematian seorang perempuan, Xiomara Scott (61), di satu pusat pemungutan suara bagi referendum MUD.

Pada Minggu malam, jaksa penuntut umum mengeluarkan satu pernyataan yang mengatakan penembakan di Kota Kecil Catia, sebelah barat Ibu Kota Venezuela, Karakas, telah menewaskan Xiomara Scott dan tiga orang lagi di luar satu pusat pemungutan suara.

Wakil MUD dengan cepat menuduh "kelompok bersenjata" yang memiliki hubungan dengan pemerintah sebagai pelaku serangan tersebut.

Wakil Presiden Majelis Nasional, Anggota MUD Freddy Duevara, mengirim surat kepada Maduro dan Menteri Perahanan Vladimir Padrino Lopez. Di dalam surat tersebut, ia menyatakan militer bertanggung-jawab.

Kematian Xiomara Scott membuat jumlah korban yang tewas sejak protes anti-pemerintah meletus pada awal April jadi 95 orang.

(Baca: Ekspatriat Venezuela ikut tolak Maduro)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017