Ambon (ANTARA News) - Indonesia turut berkontribusi mengembangkan kapastitas negara-negara berkembang di sisi selatan garis ekuator dengan menggelar ratusan pelatihan bagi ribuan warga dari kawasan tersebut.

"Selama 10 tahun terakhir kami telah menggelar 160 pelatihan bagi 1.300-an peserta dari negara-negara kawasan selatan," kata Pejabat Diplomat Utama Kementerian Luar Negeri, Ronny Prasetyo Yuliantoro di Ambon, Senin.

Dua bidang utama yang menjadi fokus utama pelatihan Indonesia bagi negara sisi selatan ekuator adalah perikanan dan pertanian. Yang terbaru, Indonesia menyediakan kursus bidang perikanan bagi perwakilan 12 negara Afrika.

Afrika memang merupakan kawasan dengan potensi besar yang belum tergali di bidang tersebut. Dengan batas kontinen Samudra Atlantik dan Hindia, serta mempunyai banyak danau dan sungai besar, benua tersebut seharusnya bisa menjadi salah satu produsen utama ikan dunia, tutur lembaga World Fish Center dalam sebuah laporannya.

Namun kenyataannya, Afrika hanya berkontribusi sebesar 5,1 persen dari total produksi ikan dunia. Padahal 400 juta penduduk di benua itu bergantung pada ikan sebagai sumber protein utama. Sementara di sisi lain, ikan liar hasil buruan juga telah mencapai batas mengingat terjadinya penangkapan berlebihan.

Kondisi itulah yang membuat Kementerian Luar Negei berinisiatif menggelar pelatihan perikanan bagi negara-negara Afrika. Lembaga itu juga pernah melakukan pelatihan yang sama bagi negara-negara selatan di Asia dan Pasifik dengan fokus yang berbeda.

"Tentu saja kami menyesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan negara-negara peserta," ujar Direktur Kerja sama Teknik Kementerian Luar Negeri, Muhammad Syarif Alatas, usai menghadiri pembukaan pelatihan di Ambon.

Menurut pengakuan Syarif, pihaknya sudah melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap semua pelatihan yang dilakukan. "Hasilnya sebagian besar positif," ucapnya.

Sebelumnya pada awal bulan ini, direktorat pimpinan Syarif menggelar pelatihan infratruktur bagi sejumlah warga Palestina. Dia ingin agar warga Gaza dan Tepi Barat bisa lebih mudah mendirikan kembali rumah dan infrastruktur publik lain yang seringkali hancur oleh serangan Israel.

Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017