Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kawasan lindung ini hingga mencapai angka 45 persen dari total seluruh wilayah Jawa Barat,"
Bandung (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan total area kawasan hutan lindung di Jawa Barat terus meningkat yakni telah mencapai 37 persen atau meningkat 10 persen.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kawasan lindung ini hingga mencapai angka 45 persen dari total seluruh wilayah Jawa Barat," kata Ahmad Heryawan disela-sela acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) se-Dunia Tingkat Provinsi Jawa Barat di Halaman Parkir Barat Gedung Sate Bandung, Senin.

Gubernur yang akrab disapa Aher ini menuturkan berbagai upaya terus dilakukan Pemprov Jawa Barat untuk melestarikan serta menyelesaikan persoalan lingkungan hidup, sehingga meningkatkan mutu lingkungan Bumi

"Berbagai upaya tersebut telah membuahkan hasil seperti total area kawasan hutan lindung di Jawa Barat terus meningkat," kata dia.

Menurut dia, kawasan lindung di Provinsi Jawa Barat dulu hanya 27 persen, sekarang sudah naik menjadi 37,2 persen tahun 2015.

"Tentu mencanangkan 45 persen berangkat dari 27 bukan perkara kecil untuk wilayah seluas Jawa Barat dengan masyarakat yang paling banyak, mungkin kalau masyarakatnya kecil relatif mudah," lanjutnya.

Aher menuturkan faktor jumlah masyarakat memang sangat menentukan ketersediaan kawasan lindung dalam sebuah wilayah.

Ia mengatakan masyarakat menentukan kebiasaan atau budaya dalam sebuah kawasan. Kecintaan dan tingkat kesadaran masyarakat ini akan sangat menentukan kelestarian alamnya.

"Faktor utama yang harus dirubah adalah budaya masyarakat itu sendiri. Bagaimana budaya masyarakat mampu menghadirkan, mampu dirubah olah kita supaya masyarakat mulai menghormati lingkungan dengan sebaik-baiknya," ujar dia.

Selain itu, penurunan gas emisi rumah kaca (GRK) Jawa Barat ada pada persentase cukup besar. Pada 2016 GRK Jabar ada di angka 11,45 persen. Hal ini diharapkan akan terus meningkat hingga 26 persen pada 2030 mendatang.

"Status mutu sungai utama dan waduk besar dengan tingkat cemar sedang naik dari sebelumnya menjadi 56,12 persen. Penyumbang persentase buruknya kebanyakan Sungai Citarum," kata Aher.

Untuk itu, Aher mengaku pihaknya terus menggenjot agar rapot lingkungan hidup Jawa Barat terus membaik kualitasnya, terutama dari sisi pengelolaan manajemen Sungai Citarum.

Program Citarum Bestari menjadi fokus atau unggulan pengelolaan lingkungan hidup Pemprov Jawa Barat. Program Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari (Bestari) ini digulirkan sejak 2014 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan bahkan masyarakat atau disebut ecovillage(kader masyarakat berbudaya lingkungan).

Manajemen pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Barat tidak lepas dari tiga hal, yaitu program struktural, nonstruktural, respon kultural dan program struktural dilakukan melalui normalisasi sungai, yaitu dengan melebarkan aliran sungai dan pengerukan dasar sungai.

"Sementara program nonstruktural melalui penghijauan kawasan hulu sungai. Konservasi kawasan hutan diyakini akan memperkecil kemungkinan banjir," kata dia.

Konservasi ini dilakukan tidak hanya dengan tanaman tegak saja, namun juga tanaman-tanaman produktif seperti kopi yang bisa juga berdampak pada ekonomi masyarakat.

Sementara program kultural, diharapkan bisa membangun kebiasaan baru masyarakat untuk tidak mengotori lingkungan. Dalam konteks Citarum Bestari di lakukan gerakan Lima Tidak yakni (1) Tidak Menebang Pohon di hulu, ke hilirnya (2) Tidak Membuang Limbah Ternak, (3) Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga, (4) Tidak Membuang Limbah Industri, dan (5) Tidak Membuang Sampah ke Sungai.

"Terkait konservasi, Alhamdulillah. Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis atau GRLK Jawa Barat sudah cukup berhasil dengan baik. Mudah-mudahan terus kita lakukan dan kita lakukan, sehingga semakin lama hutan-hutan kita semakin lestari dan semakin hijau sebagaimana sediakala," kata dia.

Pada HLH Tingkat Provinsi Jawa Barat 2017 ini Gubernur Aher memberikan penghargaan Raksa Prasada kategori Individu/Kelompok Masyarakat, Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL), Penyusun Terbaik Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) 2016, dan Penyusun Terbaik Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD 2016.

Selain itu, Gubernur juga memberikan hibah berupa Alat Pendukung Bank Sampah dan Alat Mesin Pencacah Organik.

Kategori Individu/Kelompok Masyarakat:

1. Supriyatna (Kabupaten Bandung)  Perintis Lingkungan,

2. Dedi Supriadi (Kabupaten Ciamis)  Perintis Lingkungan,

3. Akhman Kurniawan (Kabupaten Sukabumi)  Pengabdi Lingkungan.

Kategori Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL):

1. SDN Paduka Mandiri 4 Kota Cimahi,

2. MIN 1 Kota Banjar,

3. SMPN 3 Cileunyi Kabupaten Bandung,

4. SMAN 2 Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi,

5. MAN 2 Pangandaran, Kabupaten Pangandaran,

6. SMKN 3 Bandung, Kota Bandung.

Penyusun Terbaik Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah 2016

1. Pemda Kota Cirebon,

2. Pemda Kota Depok,

3. Pemda Kota Sukabum,.

Penyusun Terbaik Kajian Lingkungan Hidup Strategis RPJMD 2016

1. Pemda Kabupaten Indramayu,

2. Pemda Kabupaten Pangandaran.

Penerima Hibah Aset Alat Pendukung Bank Sampah dan Alat Mesin Pencacah Organik

1. Penerima Hibah Aset Alat Pendukung Bank Sampah (SMPN 1 Cimaung Kabupaten Bandung),

2. Alat Mesin Pencacah Organik (SMPN 1 Margaasih Kabupaten Bandung).

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017