London (ANTARA News) - Kalau Usain Bolt sebaris dengan Tyrannosaurus rex pada titik awal, maka dinosaurus itu akan tertinggal di belakang debu sang pelari cepat menurut hasil riset dengan bantuan komputer.

Kemampuan T-rex berlari menjadi perdebatan panas di antara para ahli palaeontologi selama puluhan tahun.

Menurut konsensus dari model biomekanik sebelumnya, karnivora era Cretaceous itu bisa melaju dengan kecepatan 45 mil per jam (75 kilometer per jam), lebih dari separuh kecepatan pria tercepat dalam sejarah.

Namun karena ukuran dan beratnya, predator itu akan patah kakinya kalau dia benar-benar berlari cepat menurut hasil riset University of Manchester.

"Otot-otot perlu mampu membangkitkan cukup kekuatan untuk memungkinkan pergerakan, namun pada saat yang sama kerangka harus bisa mengatasi beban yang dibangkitkan oleh kecepatan tinggi," kata Profesor William Sellers dari School of Earth and Environmental Sciences di University of Manchester.

"...Inilah tempat dia gagal. Kerangka T-rex tidak cukup kuat untuk pergerakan lari," katanya kepada kantor berita Reuters.

Para peneliti menggunakan rekayasa teknik yang disebut multibody dynamic analysis yang dipasangkan dengan pembelajaran mesin untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai simulasi yang sampai sekarang paling akurat biomekanika dan cara berjalan T-rex.

Mereka menyimpulkan bahwa T-rex berjalan dengan kecepatan terbatas sekitar lima meter per detik, sama dengan 12 mil per jam (18 kilometer per jam), kurang dari separuh kecepatan terbaik Usain Bolt yang tercatat 27,8 mil per jam.

Satu studi yang terbit di jurnal Royal Society Biological Sciences tahun 2007 menunjukkan bahwa dengan kecepatan tertinggi konservatif yang diperkirakan ketika itu, 18 mil per jam, T-rex masih cukup cepat untuk mengejar pelari paling cepat pada jarak yang lebih panjang.

Sellers mengatakan studi terkini memaksa semua memikirkan kembali bagaimana T-rex menangkap mangsanya.

"Tentunya dia tidak akan mampu memburu binatang-binatang mangsa yang lebih cepat," kata Sellers.

"Itu meninggalkan pilihan berburu yang lain seperti penyergapan, dan tentu saja itu berarti bahwa ide-ide (yang sebelumnya dicela) seperti 'T-rex sang pemulung' harus dipertimbangkan lagi."


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017