Jambi (ANTARA News) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi Hamdan mengatakan kedatangan dua unit helikopter untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya tertunda karena persoalan teknis.

"Memang rencananya dua helikopter bantaun BNPB untuk penanganan Karhutla di Jambi tiba di Bandara Jambi hari (Rabu) ini. Namun, harus tertunda karena persoalan teknis," katanya di Jambi, Rabu.

Persoalan teknis itu, katanya, terkait pihak bea cukai di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, sehingga helikopter tersebut belum bisa mendarat di Jambi.

Namun, kata Hamdan, pihak perusahaan penyedia helikopter yakni PT Rajawali Pratama International dan PT Indostar Aviation menjanjikan kedatangan helikopter tersebut pada Kamis (20/7) dan Jumat (21/7).

"Yang dari Tanjung Pinang itu heli dari PT Rajawali, dijadwalkan datangnya Kamis besok paling lambat pukul 15.00 WIB, yang dari PT Indostar Aviation dijadwalkan Jumat," katanya menjelaskan.

Kedua Helikopter ini akan digunakan untuk "water bombing" ketika ditemukan titik api. Namun helikopter untuk patroli dan memantau titik api belum dipastikan kapan bisa mendarat dan mulai "standby" di Bandara Jambi.

"Satu lagi ada heli untuk patroli, itu juga punya PT Rajawali, ini belum datang. Kemungkinan dalam waktu dekat. Titik api bisa terpantau dengan bantuan heli untuk patroli ini. Jadi memang harus ada heli patroli, baru bisa heli water bombing terbang," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, persoalan helikopter untuk patroli ini juga terkendala masalah teknis. Ada izin yang harus diperbaiki pihak perusahaan sehingga harus tertunda kedatangannya di Jambi. Sementara kru untuk penerbangan tiga helikopter itu sudah berada di Jambi.

Bantuan helikopter dari BNPB untuk penanganan karhutla ini menyusul ditetapkannya status Provinsi Jambi menjadi siaga darurat karhutla hingga satu bulan ke depan, karena sudah banyak terjadi kebakaran lahan dalam beberapa bulan terakhir. 

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017