Jakarta (ANTARA News) - Kawasan industri dinilai strategis untuk mendorong pembangunan dan perekonomian di Indonesia, yang terlihat dari peningkatkan efisiensi dan kemudahan penyediaan infrastruktur serta upaya dalam menarik investasi dan menyediakan lapangan kerja yang luas.

"Ini bagus sekali ya, karena akan mendorong perekonomian juga. Makanya hari ini saya ingin tinjau pengembangan kawasan industri di Sei Mangke, Sumatera Utara," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Imam menyampaikan, pembangunan kawasan industri akan berimplikasi pada bertambahnya lapangan kerja, sehingga pendapatan masyarakat juga akan meningkat dan berdampak pula pada peningkatan pendapatan ekonomi wilayah.

Selain itu, bagi perusahaan yang berlokasi di kawasan industri, dinilai mampu memacu produktivitas dan menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi.

Beberapa indikator menunjukkan bahwa percepatan penyebaran pembangunan industri sudah berada di jalur yang benar dan menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pada tahun 2014, sektor industri di luar Jawa menyumbangkan 16,53 persen dari total PDRB dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 16,84 persen.

"Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri terus tumbuh di luar Jawa dan memberikan kontribusi yang positif terhadap sektor industri nasional," ujar Imam.

Selanjutnya, kontribusi luar Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Bahkan, secara perlahan sektor industri pengolahan non-migas mulai bergeser ke luar Jawa.

Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya kontribusi sektor industri non-migas dari 27,47 persen pada tahun 2014 menjadi 28,06 persen dari total nilai tambah sektor industri non-migas nasional pada tahun 2016.

"Terus meningkatnya peranan luar Jawa dalam sektor industri, juga didorong semakin meningkatnya investasi ke wilayah tersebut," kata Imam.

Investasi langsung dalam bentuk penanaman modal asing (PMA) di luar Jawa dalam periode 2010-2016 terus mengalami peningkatan baik dalam bentuk nilai maupun kontribusinya.

Total PMA yang masuk ke luar Jawa terus meningkat dari 13,09 miliar dolar AS pada tahun 2014 menjadi 14,19 miliar dolar AS pada tahun 2016.

"Kontribusinya juga terus meningkat dari 45,89 menjadi 49 persen dari total investasi PMA secara nasional pada periode yang sama," lanjut Imam.

Sementara itu, untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) nilainya juga terus meningkat dari Rp59,02 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp89,88 triliun pada tahun 2016.

Dari sisi persentase angkanya juga meningkat dari 37,82 persen menjadi 41,47 persen pada periode yang sama.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017