Moskow (ANTARA News) - Juara Liga Rusia Spartak Moscow dan rivalnya Dynamo Moscow masing-masing didenda 250.000 rubel akibat tindakan rasisme penggemarnya, kata Persatuan Sepak Bola Rusia (RFU) pada Kamis.

Pada pernyataan yang dirilis di situs resminya (www.rfs.ru), RFU berkata bahwa kedua klub itu dapat menghadapi sanksi yang lebih keras untuk insiden-insiden berikutnya.

Rusia sedang berjuang untuk menghapus rasisme dan kerusuhan penonton, ketika negara itu menghadapi pengawasan yang lebih ketat sebelum menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia musim panas mendatang.

"Piala Dunia ada di depan mata dan kami menginginkan budaya mendukung tim di stadion-stadion Rusia menemui standar-standar internasional tertinggi," kata inspektur anti rasisme dan diskriminasi RFU, yang sekaligus merupakan mantan gelandang Chelsea Alexei Smertin.

Media Rusia mengatakan para penggemar Spartak mengarahkan yel-yel rasis kepada kiper Lokomotiv Moscow kelahiran Brazil Guilherme saat timnya menang 2-1 di Piala Super Rusia pekan lalu.

Guilherme mendapatkan kewarganegaraan Rusia pada 2015 dan masuk dalam skuad timnas negara itu untuk Piala Konfederasi bulan lalu.

RFU mengatakan para penggemar Dynamo Moscow mencemooh dan membuat "bahasa tubuh diskriminasi" yang tertuju kepada para pemain Spartak saat kedua tim bermain imbang 2-2 pada Selasa.

Rusia mendapat pujian dari badan sepak bola dunia FIFA atas keberhasilannya menyelenggarakan Piala Konfederasi yang berlangsung dua pekan pada bulan lalu, yang berlangsung tanpa masalah.

Bagaimanapun, negara itu masih menghadapi tantangan untuk meyakinkan komunitas sepak bola bahwa mereka harus menghapus rasisme dan kekerasan sepenuhnya dari tribun penonton, ketika insiden-insiden itu masih terjadi di level klub.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017