Jalan-jalan ke kawasan wisata bahari Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah, tak lengkap rasanya jika tak menyempatkan diri ke Pantai Ujung Gelam.

Di pantai berpasir putih yang berjarak sekitar empat kilometer dari Alun-Alun Kota Karimunjawa itu, banyak wisatawan nusantara dan mancanegara sengaja datang untuk menjemput datangnya senja.

Tak ingin kehilangan momen matahari kembali ke peraduannya itu, Antara pun memacu sepeda motornya dari arah kota menuju pantai yang kerap menjadi destinasi terakhir para peserta tur wisata bahari sebelum kembali ke Kota Karimunjawa itu pada Rabu (19/7) sore.

Di sepanjang jalan menuju pantai landai yang merupakan bagian dari garis pantai Pulau Karimunjawa itu, tampak rumah-rumah warga, mushola, dan beberapa penginapan.

Di sisi kiri dan kanan jalan beraspal mulus selebar sekitar empat meter dan dilengkapi marka itu, tumbuh beragam pepohonan dan tanaman lokal seperti jambu mete, mangga dan jambu air.

Dari kejauhan, tampak perbukitan Pulau Karimunjawa yang dibalut hutan hujan tropis lebat. Ada pula lokasi tambak milik warga dan deretan tamanan bakau (mangrove) hijau di beberapa bagian daratan yang menjorok ke bibir dan perairan pantai.

Panorama perbukitan berhutan lebat dan laut perairan Karimunjawa yang hijau membiru terasa memanjakan mata sehingga perjalanan menuju Pantai Ujung Gelam untuk menjemput senja yang memakan waktu kurang dari 20 menit itu terasa tak monoton.

Deretan tamanan mangrove hijau yang tumbuh subur di beberapa bagian garis pantai Pulau Karimunjawa itu pun menambah referensi pengunjung bahwa pulau terbesar dari 27 pulau yang ada di kepulauan tersebut merupakan bagian dari kawasan taman nasional.

Menurut situs resmi Balai Taman Nasional Karimunjawa, sesuai Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999, luas kawasan Taman Nasional Karimunjawa mencapai 111.625 hektare.

Kawasan taman nasional itu meliputi ekosistem hutan hujan tropis daratan rendah di Pulau Karimunjawa seluas 1.285,50 hektare, ekosistem hutan mangrove di wilayah daratan Pulau Kemujan seluas 222,20 hektare dan wilayah perairan seluas 110.117,30 hektare.

Di antara deretan hutan mangrove yang dijumpai dalam perjalanan menuju Pantai Ujung Gelam tersebut ada di area "Wisma Apung dan Penangkaran Hiu Asri" yang terkenal dengan kolam hiunya itu.

Karenanya, bagi para wisatawan yang punya cukup waktu, mereka dapat terlebih dahulu mampir di kolam ikan hiu milik penginapan ini atau objek wisata lain yang lokasinya searah dengan destinasi Pantai Ujung Gelam, seperti Bukit "Love".

Di antara para wisatawan yang memiliki waktu yang cukup sebelum menyaksikan detik-detik matahari tenggelam di ufuk barat itu adalah dua turis Spanyol, Stefano dan Julia.

Mereka memilih ke penangkaran hiu milik penginapan "Asri" yang berada di sisi kiri jalan menuju destinasi Pantai Ujung Gelam. "Kami mau melihat kolam penangkaran hiu di rumah apung yang menjorok ke laut itu," kata Stefano kepada Antara.

Untuk mencapai kolam hiu rumah apung berdinding dan berlantai papan dengan tiang-tiang penopang yang berdiri kokoh menghujam dasar perairan dangkal itu, pengunjung terlebih dahulu menuruni jalan setapak menuju pintu masuk jembatan papan.

Alternatif lain adalah mereka berjalan melintasi tanah datar milik penginapan "Asri" menuju bangunan anak tangga. Setelah menuruni anak-anak tangga semen tersebut, pengunjung pun tiba di depan pintu masuk jembatan papan.

Jembatan papan selebar satu meter itu menjadi satu-satunya akses menuju rumah apung dan kolam berisi 11 ekor hiu, termasuk beberapa ekor di antaranya hiu putih itu.

Di rumah apung milik penginapan "Asri" yang dilengkapi dua kolam berbentuk persegi empat itulah, Stefano dan Julia menyaksikan hiu-hiu berukuran antara sekitar 60 centimer dan satu meter itu berenang kesana-kemari di air kolam berbentuk persegi empat itu.

Berbeda dengan lokasi "Penangkaran Hiu Kencana" yang memungut biaya retribusi sebesar Rp40 ribu kepada setiap pengunjung, para wisatawan yang sekadar mampir di kolam hiu milik "Wisma Apung dan Penangkaran Hiu Asri" ini tidak dikenai biaya.

Dari kolam hiu milik penginapan "Asri" yang berjarak sekitar dua kilometer dari Pantai Ujung Gelam, upaya menjemput senja dari bibir pantai berpasir putih itu pun dilanjutkan.

Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, tibalah sepeda motor di sebuah tikungan yang pada sisi kirinya terdapat dua jalan setapak berkonstruksi semen.

Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi para wisatawan yang berjalan kaki maupun bersepeda motor menuju area Pantai Ujung Gelam. Melintasi dua jalan setapak berkonstruksi semen itu, di sisi kiri dan kanannya terdapat beberapa rumah warga.

Semakin jauh melintasi dua jalan setapak itu, pepohonan dan tanaman rindang menemani perjalanan sebelum berbelok ke jalan tanah berbukit sebagai tanda bahwa area Pantai Ujung Gelam sudah semakin dekat.

Bagi para wisatawan yang datang dengan sepeda motor, mereka harus terlebih dahulu memarkir kendaraannya di bawah pepohonan rindang di atas bukit yang berbatasan langsung dengan area pantai yang dilengkapi belasan warung makanan dan minuman ringan itu.

Lalu, mereka menuruni bukit menuju area pantai melalui jalan setapak sembari menanti saat-saat matahari tenggelam. Pada Rabu itu, matahari berangsur-angsur tenggelam di Lautan perairan Karimunjawa mulai pukul 17.37 WIB.

Ada belasan wisatawan, termasuk tiga turis asing, yang bertahan di area pantai menanti saat-saat tenggelamnya matahari itu.

Di antara mereka, ada yang mengabadikan saat-saat menjelang hingga tenggelamnya matahari secara total pada pukul 17.41 WIB itu dengan kamera telepon selularnya.

Momen menjemput senja di Ujung Gelam, pantai berpasir putih nan rindang yang juga dapat dicapai dari arah laut, itu pun diisi belasan wisatawan dengan bermain, bercengkrama, dan berfoto sepuasnya.

Di tengah semburat merah jingga yang tersisa di langit Karimunjawa setelah menghilangnya matahari di bawah garis cakrawala sebelah barat itu, satu per satu wisatawan pun beranjak pulang menjemput malam. 

Oleh Rahmad Nasution
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017