Addis Ababa, Ethiopia (ANTARA News) - Ethiopia telah membuat kemajuan besar dalam menurunkan angka kekurangan gizi pada anak yang berusia enam sampai 23 bulan.

Angka kekurangan gizi di negara tersebut terus turun menjadi 38 persen pada 2016 dari 58 persen pada 2000.

Angka itu disiarkan oleh Wakil Dana Anak dan Darurat PBB (UNICEF) di Ethiopia Siddig Ibrahim pada Kamis (20/7). Ia juga memuji komitmen pemerintah negara Afrika Timur tersebut untuk mengakhiri kekurangan gizi.

Ibrahim juga mengatakan Ethiopia berkomitmen untuk terus mengurangi hambatan pertumbuhan di kalangan anak-anak, yang menjadi prioritas untuk menjamin kesejahteraan anak-anak dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi, demikian laporan Xinhua.

Sementara itu Direktur Kesehatan Ibu dan Anak di Kementerian Kesehatan Ethiopia Ephrem Tekle mengatakan masa dari enam sampai delapan bulan sangat penting, ketika anak beralih dari air susu ibu eksklusif ke pemberian makan tambahan.

"Karena masa ini sangat penting bagi pertumbuhan kesehatan anak, pemerintah telah terlibat dalam kegiatan pengerahan masyarakat melalui program perluasan pertanian dan kesehatan guna mengurangi kekurangan gizi pada anak-anak," ia menambahkan.

Tekle menyatakan program pemantauan kekurangan gizi pada anak setiap bulan dan pemberian air susu ibu untuk anak yang menderita kondisi kerdil juga merupakan salah satu strategi yang telah dilaksanakan guna meningkatkan kegiatan pemberian makanan tambahan di seluruh negeri tersebut.

Satu studi yang dilakukan oleh UNICEF, memperlihatkan sebanyak 5,7 juta anak di Ethiopia mengalami gangguan pertumbuhan akibat dampak gambuang kekurangan gizi, penularan penyakit yang berulang dan rangsangan psikologis yang tidak memadai. (Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017