Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius meresmikan masjid dan Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Baitul Muttaqien di kampung halaman terpidana mati kasus terorisme Bom Bali I Amrozi di Desa Tenggulun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat.

"Pembangunan masjid ini adalah bukti komitmen BNPT kepada masyarakat bahwa negara hadir di tengah masyarakat untuk membantu ke arah yang benar, semata-mata dalam rangka menjunjung tinggi nilai-nilai humanis dalam menghadapi aksi terorisme," ujar Kepala BNPT dalam sambutannya sebagaimana dikutip dalam siaran pers.

Hadir dalam acara itu Menlu Retno LP Marsudi, anggota Wantimpres Sidarto Danu Subroto, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar, tokoh nasional Syafii Maarif, Ketua Pansus Revisi UU Terorisme Muhammad Syafii, serta Bupati Lamongan Fadeli.

Suhardi menjelaskan bahwa masjid dan TPA itu diarahkan sebagai pusat dakwah Islam moderat dan toleran dan nantinya akan berfungsi sebagai tempat pelurusan paham radikal sehingga kedepan tidak akan ada lagi pemahaman yang salah terkait ajaran-ajaran agama, seperti soal jihad.

Ia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembangunan hingga peresmian pusat dakwah Islam moderat ini. Ia menyebutkan dana pembangunan TPA dan renovasi masjid itu berasal dari donatur, sama sekali tidak menggunakan dana APBN.

Mantan Kabareskrim Polri ini juga menyebut kontribusi besar Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang dipimpin oleh mantan teroris Ali Fauzi. Menurut dia, keberadaan yayasan yang didirikan oleh puluhan mantan kombatan terorisme ini dapat menjadi contoh untuk upaya deradikalisasi yang tengah digalakkan oleh BNPT.

Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian Ali Fauzi mengaku sangat senang dan bangga dijadikan mitra BNPT dalam upaya mencegah perkembangan radikalisme dan terorisme, khususnya di kawasan Lamongan yang dulu sempat dijuluki sebagai tempat kelahiran teroris.

Adik kandung Amrozi ini mengucapkan terima kasih kepada Kepala BNPT yang telah bersinergi dengan yayasan yang dipimpinnya dalam program deradikalisasi terhadap mantan teroris dan keluarganya dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan masjid dan TPA itu.

Mantan ahli bom terbaik di kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) itu mengatakan sinergi tersebut penting dilakukan, terutama bagi para mantan teroris dan keluarganya, sebab semua orang mempunyai kesempatan untuk menjadi lebih baik.

"Tidak ada orang baik yang tidak mempunyai masa lalu, dan tidak ada orang jahat yang tidak punya masa depan, masing-masing itu punya kesempatan untuk berubah menjadi yang lebih baik," ujarnya saat memberi sambutan.

Kehadiran BNPT dan sejumlah tokoh nasional di kampungnya hari ini dimaknainya sebagai dukungan penuh pemerintah dalam hal memberi kesempatan kepada para mantan teroris dan keluarganya untuk menjadi orang yang lebih baik.

Pada akhir sambutannya, ia mengungkapkan harapannya agar nantinya ada lebih banyak orang yang bersedia meninggalkan paham dan kelompok terorisme. "Diharapkan Lingkar Perdamaian mampu melahirkan sosok Ali Fauzi-Ali Fauzi yang lain," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut para mantan teroris membaca ikrar bersama untuk setia kepada NKRI. Acara juga diwarnai pemberian cenderamata kepada puluhan mantan teroris yang hadir dan santri-santri cilik TPA Baitul Muttaqien sebagai bentuk apresiasi dan dukungan penuh pemerintah terhadap upaya besar menjadikan Tenggulun sebagai salah satu pusat deradikalisasi di Jawa Timur.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017