Wellington (ANTARA News) - Christcurch, kota terbesar di pulau selatan Selandia Baru mengumumkan keadaan darurat di tengah badai besar yang menyebabkan ratusan rumah dievakuasi sepanjang negara kepulauan Pasifik itu.

Jalan raya juga dilaporkan rusak dan tentara diperbantukan untuk memberikan bantuan darurat.

Pasukan Pertahanan Selandia Baru menyiagakan personel tambahan dan ditempatkan di daerah yang membutuhkan bantuan, Jumat.

Setidaknya puluhan truk dan 140 personel dikerahkan untuk memberi bantuan darurat dan menyelamatkan penduduk yang terjebak karena banjir.

Christcurch mengumumkan keadaan darurat setelah Sungai Heathcote membanjiri bagian selatan kota pada Sabtu pagi, dan menjadi daerah keempat yang dinyatakan darurat setelah cuaca buruk melanda Pulau Selatan selama 24 terakhir serta mengakibatkan banjir.

Media lokal melaporkan sekitar 1.500 orang di permukiman utara diminta meninggalkan rumah mereka saat permukaan air naik dalam semalam. Sementara itu lebih dari seratus rumah dievakuasi di luar Dunedin, kota terbesar di Pulau Selatan itu.

Bantuan darurat kini difokuskan di Sungai Taieri di dekat Dunedin, setelah prediksi banjir akan meningkat, Sabtu.

Selain Christchurch dan Dunedin, keadaan darurat terjadi di Timaru dan Otago.

Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English menuliskan cuitannya di akun Twitter untuk memperingati penduduk negara tersebut.

"Pikiran saya saat ini ada pada mereka yang terkena dampak bencana di Pulau Selatan. Mohon ikuti nasihat resmi pemerintah dan saling memberi pertolongan," cuit PM Selandia Baru itu.

Biro cuaca negara tersebut mengatakan bahwa sungai-sungai di daerah yang terkena dampak bencana tetap pada tingkat yang sangat tinggi Sabtu pagi, setelah beberapa daerah terkena hujan lebat lebih dari 20 sentimeter dalam 24 jam.

Diperkirakan hujan akan mereda secara bertahap sepanjang hari, namun suhu dingin dan kondisi seperti badai salju dapat mempengaruhi kondisi tingkatan sungai yang makin meninggi. Demikian laporan Reuters.

(Uu.KR-DVI/M016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017