Tepat jam 10 pagi, Rabu (19/7), 10 perempuan di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, berteriak lantang mengucapkan janji nasabah Mekaar, sebuah program pembiayaan kelompok perempuan prasejahtera yang digagas oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM), untuk memberantas kemiskinan dengan membina perempuan pra-sejahteran berbisnis dengan disiplin.

"Kami berjanji, pertama hadir tepat waktu. Kedua, membayar angsuran mingguan sesuai kewajiban. Ketiga, menggunakan pembiayaan ini untuk usaha. Keempat, hasil usaha untuk kesejahteraan keluarga kami. Kelima, bertanggung jawab, bila ada nasabah yang tidak memenuhi kewajiban," teriak Ida Husnia, yang diikuti oleh semua anggota kelompok Walet, Mekaar Cabang Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur

Pertemuan tersebut dilakukan di rumah Sutjiati, penjahit baju, salah seorang anggota kelompok Mekaar Walet di Desa Pakis Rowo, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Tiap minggu mereka melakukan pertemuan rutin yang dibina oleh staf Mekaar PNM, sebuah BUMN yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat pada usaha mikro, kecil dan menengah.

"Hingga posisi 22 Juni 2017 ada 6.421 perempuan prasejahtera di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengikuti program Mekaar. Melalui program ini, PNM telah menyalurkan modal usaha sebesar Rp12,84 miliar," kata Regional Manager Mekaar Wahyu Agung.

Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) adalah salah satu program pelayanan BUMN PT PNM untuk pemberdayaan melalui pembiayaan berbagai kelompok bagi perempuan pra-sejahtera pelaku usaha super mikro, kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PNM Arief Mulyadi.

"Prinsip program ini adalah tanpa jaminan, metode tanggung renteng, pertemuan mingguan, pembiayaan modal usaha antara Rp2 juta hingga maksimal Rp5 juta . Membangun kelompok antara 10 hingga 30 orang. Untuk usaha produktif, indoktrinasi usaha untuk jujur, disiplin dan kerja keras. Budaya menabung serta peningkatan kerukunan, kekeluargaan dan gotong royong," katanya.

Selain mengulang ikrar janji, para perempuan pebisnis super mikro tersebut melakukan pembayaran angsuran tiap minggu. Ada yang Rp50.000 per minggu, dan ada yang Rp90.000 per minggu. Mereka kemudian berbagi pengalaman serta membahas calon anggota baru. Jika mau menambah anggota baru, harus diputuskan bersama karena jika dia gagal membayar angsuran maka semua anggota kelompok harus menutupinya.

"Kami bukan hanya memberikan bantuan modal kerja kepada nasabah tapi juga membina mereka untuk disiplin, baik waktu maupun membayar angsuran, kerja keras, dan jujur. Jadi staf kami wajib hadir dalam pertemuan tersebut," ujar Direktur Arief Mulyadi, yang ikut melihat kegiatan kelompok Walet itu.

"Inilah kelebihan PNM dibandingkan dengan perbankan. Bank setelah memberikan pinjaman selesai sudah. Boleh dibilang tidak ada komunikasi dan pertemuan lagi, kecuali jika angsurannya macet," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Asman Natawijana yang juga melihat langsung kegiatan rutin kelompok Mekaar, di Banyuwangi.

Berbagai macam usaha perempuan prasejahtera yang dibantu modalnya. Misalkan di kelompok Walet, ketua kelompoknya Ida Husnia mengaku modal usaha yang diberikan Mekaar PNM digunakan untuk menambah produk mainan anak-anak. Ida merupakan penjual mainan keliling dengan gerobak bermesin motor. Suciati punya usaha jahit baju menggunakan bantuan modal usaha Mekaar untuk membeli mesin untuk membuat lubang baju. Kemudian Milawati, menggunakan bantuan modal usaha Mekaar untuk menambah jualan warung makan dan minumnya.

Menurut Wahyu Agung, usaha para nasabah Mekaar terus berkembang dan angsuran macet rendah karena staf Mekaar akan berbagi pengalaman usaha yang sama dari perempuan sejahtera yang sukses usahanya di berbagai kota.

Jutaan Nasabah
PT PNM yang baru menggulirkan program Mekaar pada Januari 2016, awalnya di Cilincing, Jakarta Utara, kini sudah merambah di 20 provinsi dengan jaringan 927 kantor cabang, kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PT PNM Arief Mulyadi

"Per Mei 2017, jumlah nasabah aktif Mekaar nasional sejumlah 880.886 perempuan prasejahtera dengan modal usaha yang dikucurkan Rp1,02 triliun. Pada posisi 16 Juni 2017, nasabah aktif Mekaar nasional telah mencapai angka 1.002.432 perempuan prasejahtera tersebar di 927 kantor cabang Mekaar di 20 Provinsi. Target tahun ini sebesar dua juta nasabah," ujar Arief.

Untuk Jawa Timur saja, posisi 31 Mei 2017, Mekaar PNM telah memiliki 193 cabang dengan jumlah nasabah aktif sebanyak 148.859 perempuan prasejahtera, dan penyaluran modal usaha sebesar Rp299,08 miliar.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anaz saat menerima kunjungan tim Mekaar PNM dan para wartawan di kantornya mengatakan, sangat mendukung kegiatan Mekaar karena tujuannya untuk memberdayakan ekonomi rakyat kecil dan memberantas kemiskinan. "Untuk perlindungannya, sejak menjabat tahun 2010, kami melarang minimarket seperti Indomart dan Alfamart di kabupaten ini. Oleh karena itu, setiap program penguatan ekonomi kerakyatan, kami sangat mendukung," kata dia.

Oleh Adi Lazuardi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017