Medan (ANTARA News) - Guru Besar Sosiologi dan Antropologi Budaya Universitas Negeri Medan, Prof Dr Bungaran Antonius Simanjuntak, mengatakan, perlawanan yang dilakukan Raja Sisingamangaraja XII terhadap penjajah Belanda tidak hanya mempertahankan tanah air, melainkan juga menolak perbudakan terhadap rakyat. Sisingamangaraja kala itu, juga membebaskan rakyat yang ditawan, dihukum secara tidak manusiawi oleh Pemerintah Belanda, katanya pada seminar Memperingati 100 Tahun Gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII, di Medan, Sabtu. Menurut Bungaran yang juga Ketua Program Pasca Sarjana di Unimed itu, Sisingamangaraja sangat menghargai kehidupan dan kebebasan rakyat, dan tidak ingin rakyat disakiti para penjajah Belanda. Tindakannya itu membuat rakyat sangat mencintai dan menghormati Sisingamangaraja, katanya. Da berharap, perjuangan HAM yang telah dirintis Sisingamagaraja itu perlu diperdalam, fondasinya, essensinya dan eksistensinya untuk disumbangkan kepada negara dan dunia internasional. Ketaladanan Sisingamangaraja itu juga tercermin dari sikapnya yang tetap memperhatikan rakyat meski dia melakukan pertempuran melawan Belanda. Sisingamangaraja berupaya menyembuhkan orang-orang sakit dengan memberi nasehat bagaimana melawan penyakit atau dengan cara memberi ramuan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007